Jakarta (ANTARA) - Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta dalam uji kepatutan dan kelayakan yang diadakan Komisi XI DPR RI mengatakan penguatan literasi digital akan memperkokoh Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025.

"Penguatan perlindungan konsumen dan literasi digital melalui PSBI tematik. Ini merupakan aksi nyata dalam membuka akses pembiayaan dan akses pasar melalui ketersediaan dukungan teknologi digital," kata Filianingsih di Jakarta, Senin.

Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) merupakan bentuk kontribusi nyata dari Bank Indonesia dengan memberikan pemikiran dan solusi untuk membantu terwujudnya aktivitas pemberdayaan masyarakat yang dilakukan secara sistematis dan terencana melalui berbagai aktivitas pemberdayaan masyarakat dan kepedulian sosial untuk mendorong terwujudnya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Komisi XI DPR RI mengadakan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap dua calon deputi gubernur BI, yakni Kepala Departemen Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta dan Kepala Departemen Regional Dwi Pranoto.

Ia mengatakan pengayaan dan perluasan instrumen pembayaran digital penting dilakukan untuk memperkuat BSPI 2025, melalui program pengembangan standar nasional kartu kredit domestik yang meliputi konvensional maupun syariah, pengembangan pembayaran tanpa kontak (contactless payment), serta perluasan fitur QRIS.

Perluasan fitur QRIS dapat mendorong ekonomi syariah termasuk untuk penghimpunan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf).

Di sisi lain, percepatan dan perluasan digitalisasi pembayaran pemerintah pusat dan daerah juga perlu dilakukan melalui perluasan elektronifikasi transaksi pemerintah daerah untuk mewujudkan tata kelola yang lebih baik dan meningkatkan potensi penerimaan asli daerah, akselerasi digitalisasi bantuan sosial, serta akselerasi digital moda dan ekosistem transportasi.

Di samping itu, penguatan kedaulatan rupiah terus dilakukan sebagai upaya untuk memastikan terlayaninya kebutuhan uang kartal hingga menjangkau masyarakat di daerah yang tertinggal, terluar, terdepan dan terpencil, serta sinergi dengan pemangku kepentingan dalam pengembangan rupiah digital melalui Proyek Garuda.


Baca juga: Literasi digital masyarakat Indonesia masuk kategori "sedang"
Baca juga: Pemerintah apresiasi pelaku usaha tingkatkan literasi digital UMKM
Baca juga: Kolaborasi antarsektor jadi kunci pengembangan talenta digital