China targetkan bangun sistem taman nasional terbesar di dunia
13 Februari 2023 14:26 WIB
Foto yang diabadikan pada Mei 2021 ini menunjukkan seekor owa Hainan bersama bayinya di Provinsi Hainan, China selatan. Taman Nasional Hutan Hujan Tropis Hainan merupakan satu-satunya habitat bagi owa Hainan. (Antara/Xinhua/Taman Nasional Hutan Hujan Tropis Hainan)
Beijing (ANTARA) - Pada Desember 2022, China mengambil langkah lanjutan yakni menetapkan rencana yang menggambarkan terciptanya sistem taman nasional terbesar di dunia pada 2035 yang mencakup total 49 kandidat lokasi untuk pembangunan taman-taman nasional itu.
Taman-taman nasional yang digambarkan dalam rencana itu akan mencakup berbagai ekosistem, mulai dari hutan dan padang rumput hingga lahan basah dan gurun, melibatkan lebih dari 700 cagar alam yang sudah ada, serta 10 situs warisan alam dunia.
Dimulai pada 2015, China meluncurkan 10 taman nasional percontohan untuk melindungi lingkungan alam dan keanekaragaman hayati.
Pada Oktober 2021, negara itu resmi menetapkan lima dari 10 proyek percontohan tersebut sebagai taman nasional, semakin meningkatkan sistem taman nasional.
Rencana tata ruang untuk taman-taman nasional itu dirilis bersama oleh beberapa badan pemerintah, termasuk Administrasi Kehutanan dan Padang Rumput Nasional China dan Kementerian Ekologi dan Lingkungan China. Rencana tersebut mencakup total 49 kandidat lokasi untuk pembangunan taman-taman nasional itu.
Kandidat-kandidat lokasi itu, termasuk lima lokasi yang telah dikembangkan menjadi taman nasional, mencakup area seluas sekitar 1,1 juta kilometer persegi di 28 daerah setingkat provinsi.
Lokasi-lokasi itu dipilih berdasarkan signifikansi ekologis, keunikan lanskap alam, dan kekayaan keanekaragaman hayati yang dimilikinya, menurut rencana tersebut.
Pada tahun 1980-an, populasi owa Hainan merosot menjadi sekitar tujuh ekor akibat praktik perburuan dan penebangan hutan yang berlebihan.
Namun, berkat upaya konservasi yang dilakukan, populasi owa di Hainan saat ini diperkirakan mencapai 36 individu yang hidup dalam lima kelompok keluarga, menurut data resmi terbaru.
Salah satu langkah utama yang diimplementasikan adalah relokasi ekologis di area-area perlindungan inti.
Desa Gaofeng terletak di area inti di taman nasional Hainan. Para penduduk desa dari Gaofeng direlokasi ke sebuah komunitas permukiman kembali yang didanai oleh pemerintah, dan setiap keluarga diberi sebuah rumah dua lantai seluas 115 meter persegi. Kemudian, para penduduk desa itu dilibatkan dalam industri jamur pangan, yang membantu meningkatkan pendapatan mereka.
Seorang penduduk desa bernama Fu Guohua mengatakan bahwa keluarganya memiliki akses yang lebih mudah untuk mendapatkan pendidikan dan layanan kesehatan sejak direlokasi ke komunitas baru itu, dan kualitas hidup mereka mengalami peningkatan signifikan.
Sebelumnya, dia mencari nafkah dengan menyadap karet dan memperoleh pendapatan hingga 3.000 yuan (1 yuan = Rp2.227) per tahun. Kini, dia bertanggung jawab atas sebuah fasilitas budi daya jamur, dengan gaji reguler bulanan 4.000 yuan.
Pembangunan taman-taman nasional di China, yang disertai dengan peningkatan kualitas lingkungan ekologis dan aktivitas manusia, juga dapat dilihat di Taman Nasional Sanjiangyuan di Provinsi Qinghai, China barat laut.
Area Sanjiangyuan dikenal sebagai "menara air" Asia karena meliputi hulu sungai Yangtze, Kuning, dan Lancang. Wilayah Madoi di Prefektur Otonom Etnis Tibet Golog di Qinghai, yang merupakan lokasi area hulu Sungai Kuning, merupakan contoh yang baik dari pembangunan taman nasional.
Taman-taman nasional yang digambarkan dalam rencana itu akan mencakup berbagai ekosistem, mulai dari hutan dan padang rumput hingga lahan basah dan gurun, melibatkan lebih dari 700 cagar alam yang sudah ada, serta 10 situs warisan alam dunia.
Dimulai pada 2015, China meluncurkan 10 taman nasional percontohan untuk melindungi lingkungan alam dan keanekaragaman hayati.
Pada Oktober 2021, negara itu resmi menetapkan lima dari 10 proyek percontohan tersebut sebagai taman nasional, semakin meningkatkan sistem taman nasional.
Rencana tata ruang untuk taman-taman nasional itu dirilis bersama oleh beberapa badan pemerintah, termasuk Administrasi Kehutanan dan Padang Rumput Nasional China dan Kementerian Ekologi dan Lingkungan China. Rencana tersebut mencakup total 49 kandidat lokasi untuk pembangunan taman-taman nasional itu.
Kandidat-kandidat lokasi itu, termasuk lima lokasi yang telah dikembangkan menjadi taman nasional, mencakup area seluas sekitar 1,1 juta kilometer persegi di 28 daerah setingkat provinsi.
Lokasi-lokasi itu dipilih berdasarkan signifikansi ekologis, keunikan lanskap alam, dan kekayaan keanekaragaman hayati yang dimilikinya, menurut rencana tersebut.
Pada tahun 1980-an, populasi owa Hainan merosot menjadi sekitar tujuh ekor akibat praktik perburuan dan penebangan hutan yang berlebihan.
Namun, berkat upaya konservasi yang dilakukan, populasi owa di Hainan saat ini diperkirakan mencapai 36 individu yang hidup dalam lima kelompok keluarga, menurut data resmi terbaru.
Salah satu langkah utama yang diimplementasikan adalah relokasi ekologis di area-area perlindungan inti.
Desa Gaofeng terletak di area inti di taman nasional Hainan. Para penduduk desa dari Gaofeng direlokasi ke sebuah komunitas permukiman kembali yang didanai oleh pemerintah, dan setiap keluarga diberi sebuah rumah dua lantai seluas 115 meter persegi. Kemudian, para penduduk desa itu dilibatkan dalam industri jamur pangan, yang membantu meningkatkan pendapatan mereka.
Seorang penduduk desa bernama Fu Guohua mengatakan bahwa keluarganya memiliki akses yang lebih mudah untuk mendapatkan pendidikan dan layanan kesehatan sejak direlokasi ke komunitas baru itu, dan kualitas hidup mereka mengalami peningkatan signifikan.
Sebelumnya, dia mencari nafkah dengan menyadap karet dan memperoleh pendapatan hingga 3.000 yuan (1 yuan = Rp2.227) per tahun. Kini, dia bertanggung jawab atas sebuah fasilitas budi daya jamur, dengan gaji reguler bulanan 4.000 yuan.
Pembangunan taman-taman nasional di China, yang disertai dengan peningkatan kualitas lingkungan ekologis dan aktivitas manusia, juga dapat dilihat di Taman Nasional Sanjiangyuan di Provinsi Qinghai, China barat laut.
Area Sanjiangyuan dikenal sebagai "menara air" Asia karena meliputi hulu sungai Yangtze, Kuning, dan Lancang. Wilayah Madoi di Prefektur Otonom Etnis Tibet Golog di Qinghai, yang merupakan lokasi area hulu Sungai Kuning, merupakan contoh yang baik dari pembangunan taman nasional.
Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2023
Tags: