Jakarta (ANTARA) - Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta dalam uji kepatutan dan kelayakan yang diadakan Komisi XI DPR RI menekankan visi misinya berfokus pada transformasi ekonomi keuangan digital untuk mewujudkan perekonomian nasional inklusif dan progresif.

"Visi dan misi kami jika terpilih untuk mengemban tugas sebagai deputi gubernur Bank Indonesia yaitu terwujudnya perekonomian nasional tidak hanya berdaya tahan, tetapi juga progresif dan inklusif melalui akselerasi transformasi ekonomi keuangan digital yang efektif dan sinergis untuk kebangkitan Indonesia," kata Filianingsih, di Jakarta, Senin.

Dalam uji kepatutan dan kelayakan yang dipantau dalam jaringan tersebut, Filianingsih menuturkan visi dan misi tersebut dimanifestasikan dalam tiga strategi pokok, yaitu mengawal stabilitas moneter, memastikan dukungan pembiayaan ekonomi yang memadai dan inklusif, serta merumuskan dan mengimplementasikan langkah konkret untuk mengakselerasi transformasi ekonomi keuangan digital.

Komisi XI DPR RI mengadakan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap dua calon deputi gubernur BI, yakni Kepala Departemen Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta, dan Kepala Departemen Regional Dwi Pranoto.

Pada pukul 15.00 WIB, Komisi XI akan melaksanakan rapat internal untuk mengambil keputusan untuk memilih salah satu dari calon tersebut yang akan menggantikan Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo yang habis masa jabatannya pada April 2023.

Lebih lanjut, Filianingsih mengatakan implementasi tiga strategi tersebut membutuhkan dukungan kelembagaan yang kokoh melalui reformasi kelembagaan secara holistik dengan tiga agenda prioritas, yakni transformasi organisasi, transformasi sumber daya manusia (SDM) berbasis digital, dan penguatan sinergi dan kolaborasi kelembagaan untuk pemangku kepentingan.

Penguatan sinergi dan kolaborasi dilakukan melalui penguatan sinergi dengan kementerian/lembaga, industri, terutama dengan DPR, dan kepemimpinan kelembagaan Indonesia di kancah internasional.

Ia menuturkan akselerasi ekonomi keuangan digital muncul sebagai pilihan yang logis yang diharapkan bisa menyeimbangkan antara stabilitas dan pertumbuhan serta inklusifitas.

Menurut dia, digitalisasi dalam jangka pendek secara langsung bisa berdampak positif terhadap penurunan biaya transaksi dan peningkatan akses pasar. Sementara di jangka panjang, digitalisasi dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui jalur produktivitas.

Akselerasi digital yang inklusif akan membuka partisipasi ekonomi yang lebih luas dari pusat hingga daerah, dari kota hingga desa, dari usaha besar hingga mikro serta bagi seluruh gender dari seluruh lapisan masyarakat, usia, suku dan agama.

"Inovasi digital bila dikelola dengan tepat, dia dapat menjadi sumber pertumbuhan yang baru," ujarnya pula.
Baca juga: DPR lakukan pengujian calon Deputi Gubernur BI akhir November
Baca juga: Komisi XI DPR setujui dua calon Deputi Gubernur BI