Stockholm (ANTARA) - Swedia membuang hampir 8,5 juta dosis vaksin COVID-19 karena warganya tidak mengambil vaksinasi dosis penguat (booster), seperti dilaporkan media setempat pada Minggu (12/2).

Dosis yang dibuang setara dengan sekitar 20 persen dari dosis vaksin yang diperoleh Swedia, menurut statistik Badan Kesehatan Masyarakat Swedia, menurut pemberitaan oleh Radio Sweden.

Mantan koordinator vaksin nasional Swedia Richard Bergstrom mengatakan kepada Radio Sweden bahwa nilai total dosis vaksin yang dibuang mencapai sekitar 143 juta dolar AS (sekitar Rp2,17 triliun).

Alasan utama untuk membuang dosis vaksin tersebut adalah fakta bahwa orang-orang tidak melakukan vaksinasi dosis penguat (booster) seperti yang diharapkan, kata Bergstrom menjelaskan.

"Sebagian besar merupakan dosis yang orang-orang putuskan untuk tidak diambil, dengan kata lain, dosis (booster) ketiga, keempat, atau kelima. Vaksin-vaksin tersebut sudah dibeli dan kini harus dimusnahkan," ujar Bergstrom.

Hingga Kamis (9/2), 88,2 persen dari semua individu berusia 18 tahun atau lebih telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, sementara 86,4 persen telah menerima dua dosis atau lebih, menurut statistik Badan Kesehatan Masyarakat Swedia.

Berbicara mengenai disparitas vaksin COVID-19 global pada 2021, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menuturkan bahwa dosis booster COVID-19 yang disuntikkan dalam sehari di seluruh dunia enam kali lebih banyak daripada dosis primer di negara-negara berpenghasilan rendah.

Negara-negara dengan cakupan vaksinasi tertinggi "terus menimbun lebih banyak vaksin" sementara "negara-negara berpenghasilan rendah terus menunggu" untuk melakukan vaksinasi.

"Ini sebuah skandal yang harus dihentikan sekarang," ujar Tedros.