"Sekarang, pagi ini debit Sungai Ciberang 332 meter kubik per detik dibandingkan Minggu (12/2) mencapai 545 meter kubik per detik, sehingga berstatus waspada banjir," kata Aat Sukatma, seorang petugas pencatat Sungai Ciberang di Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Senin.
Masyarakat Kabupaten Lebak yang tinggal di sekitar aliran Sungai Ciberang tetap waspada banjir karena khawatir di hulu kawasan hutan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS) dan Hutan Lindung Badui curah hujan kembali lebat disertai angin kencang.
Kendati hujan sudah tidak turun dan cuaca mendung serta berawan dibandingkan sehari sebelumnya yang diguyur hujan terus menerus dengan intensitas ringan, permukaan Sungai Ciberang kini mencapai 272 sentimeter dengan debit air 332 meter kubik per detik dengan status waspada banjir.
Ia mengatakan meski saat ini kondisi Sungai Ciberang berstatus waspada, tetapi potensi curah hujan masih tinggi sampai awal Maret 2023.
Baca juga: BPBD Lebak ingatkan warga pegunungan waspada cuaca buruk
Pemukiman masyarakat yang tinggal di tepi aliran sungai di Kabupaten Lebak mencapai ribuan Kepala Keluarga ( KK) dan jika curah hujan tinggi dengan intensitas sedang dan lebat bisa menimbulkan bencana banjir.
Wilayah Kabupaten Lebak hingga kini memiliki aliran sungai besar di antaranya Ciujung, Cisimeut, Ciberang, Cimadur, Cicantra, Cisiih, dan Cibareno, juga terdapat ribuan anak sungai tersebar di sejumlah kecamatan.
Oleh karena itu sebagian besar wilayah Kabupaten Lebak dari 28 kecamatan masuk kategori rawan dilanda banjir.
BPBD Lebak mengoptimalkan pemantauan dan koordinasi dengan instansi terkait untuk penanggulangan kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa.
Baca juga: Banjir landa lima kecamatan di Lebak mulai surut
Baca juga: BPBD Lebak salurkan paket sembako bagi warga kota terdampak banjir