Palangka Raya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Provinsi Kalimantan Tengah meminta seluruh pemerintah kabupaten dan kota siaga mengantisipasi dampak kebakaran hutan dan lahan menyusul kejadian kebakaran lahan di sejumlah daerah di wilayahnya.

"Pada awal 2023 telah muncul titik panas di beberapa daerah dan sudah ada kejadian kebakaran meski masih dalam skala kecil," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Provinsi Kalimantan Tengah Falery Tuwan di Kota Palangka Raya, Minggu.

Ia mengatakan bahwa berdasarkan laporan dari pemerintah kabupaten dan kota hingga 9 Februari 2023 telah terjadi 38 kebakaran hutan dan lahan di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah.

Kebakaran hutan dan lahan tercatat telah terjadi di Barito Selatan (4), Barito Utara (9), Katingan (2), Palangka Raya (2), Kotawaringin Barat (6), Kotawaringin Timur (10), Lamandau (1), dan Sukamara (5).

"Terkait hal itu, kami meminta kepada kabupaten/kota untuk mempersiapkan serta mengambil langkah-langkah pencegahan," kata Falery.

Ia mengatakan bahwa para pemangku kepentingan terkait di kabupaten dan kota, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah, TNI, dan Polri, mesti bersiap menjalankan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.

Menurut dia, pemerintah kabupaten dan kota perlu meningkatkan patroli rutin di daerah-daerah rawan serta menyiagakan sumber daya manusia dan sarana-prasarana pendukung upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.

Pemerintah kabupaten dan kota, dia melanjutkan, sebaiknya juga menggiatkan penyuluhan guna meningkatkan kesadaran warga membantu mencegah kebakaran hutan dan lahan.

Baca juga:
Kalimantan Tengah harapkan dukungan pusat untuk cegah karhutla
BMKG: Waspadai potensi kebakaran hutan dan lahan di Sumatra