Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkolaborasi dengan Seychelles, negara di kawasan Samudera Hindia, dalam peningkatan pengetahuan dan keilmuan mengenai blue carbon untuk mendukung ekonomi biru.

"Dalam rangka penajaman blue economy serta memberikan tambahan pengetahuan dan keilmuan mengenai Blue Carbon, Blue Bond, dan Marine Protected Area, serta pentingnya pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan," ujar Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) I Nyoman Radiarta dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Dia mengatakan dalam pelaksanaan kolaborasi itu, digelar kegiatan Training on Trainers (ToT) on the Blue Economy Program yang diikuti 700 peserta secara hybrid, kegiatan ini merupakan rangkaian kolaborasi antara KKP dan Seychelles yang sudah diinisiasi sejak tahun 2021.

Diharapkan dari kegiatan tersebut, lanjut Nyoman, mampu memberikan pencerahan bagi masyarakat akan pentingnya pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan dengan menerapkan konsep ekonomi biru, dengan mengembangkan kreativitas dan inovasi.

Nyoman turut menyebutkan, kolaborasi itu bertujuan untuk menjamin keberlanjutan ekosistem perikanan di Indonesia, mendorong distribusi ekonomi yang merata di wilayah pesisir, meningkatkan daya saing produk perikanan di pasar global, hingga sebagai solusi persoalan iklim dengan terjaganya ekosistem blue carbon.

Blue carbon merupakan cadangan emisi yang diserap, disimpan, dan dilepaskan ekosistem pesisir dan laut. Di Indonesia, blue carbon tersebar di ekosistem pesisir, seperti hutan mangrove, hutan bakau, padang lamun, maupun lahan gambut di kawasan pesisir.


Baca juga: KKP: Ekonomi biru mampu tumbuhkan industri hilirisasi sektor perikanan
Baca juga: KLHK tegaskan komitmen memperkuat ekosistem karbon biru di Indonesia
Baca juga: BRIN perkuat infrastruktur akuisisi data wujudkan ekonomi biru