Ambon (ANTARA) - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Maluku Saleh Tualeka mengatakan Maluku kekurangan empat dokter spesialis dasar, yakni spesialis anak, spesialis kebidanan kandungan, spesialis bedah, dan spesialis penyakit dalam.

“Itu empat spesialis dasar, ditambah dengan tiga dokter spesialis penunjang, yakni dokter anestesi, dokter patologi klinik dan dokter radiologi. Empat tambah tiga dokter spesialis ini yang mutlak harus ada di rumah sakit,” kata Saleh di Ambon, Jumat.

Ia mengemukakan saat ini keberadaan dokter spesialis sebagian besar, bahkan menumpuk di Kota Ambon, sedangkan daerah lain kekurangan.

Baca juga: Warga Ambon berharap RS umum tambah dokter spesialis

“Kalau untuk lingkup Maluku, kebanyakan dokter di Kota Ambon. Di beberapa kabupaten terdekat juga sudah mulai terpenuhi juga. Tapi, daerah-daerah yang jauh, masih menjadi tantangan sampai saat ini. Kalau kita mengacu ke standar layanan, saya kira itu masih jauh,” ujarnya.

Berdasarkan data IDI Maluku, di Ambon, dokter umum sebanyak 417 orang, dokter spesialis 103 orang. Di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) dokter umum ada 35 orang, dokter spesialis hanya ada lima.

Di Buru Selatan dokter umum 28 orang, dokter spesialis ada enam orang, sedangkan di Seram Bagian Barat (SBB) dokter umum 31 orang, dokter spesialis delapan orang dan Maluku Tengah dokter umum sebanyak 78 orang dan dokter spesialis 20 orang.

Sementara itu, di Tual dan Maluku Tenggara dokter umum ada 71 orang dan dokter spesialis 14 orang. Sedangkan di Buru dokter umum sebanyak 26 orang, dokter spesialis delapan orang. Di Aru, dokter umum 56 orang, dokter spesialis empat orang.

Kemudian, di Seram Bagian Timur (SBT) dokter umum sebanyak 38 orang, dokter spesialis tujuh orang serta di Maluku Barat Daya dokter umum 21 orang dan dokter spesialis lima orang.

Baca juga: Halmahera Utara kekurangan dokter spesialis THT dan paru

Baca juga: Masyarakat Maluku Utara Keluhkan Kurangnya Dokter Spesialis


Saleh mengaku IDI selaku organisasi profesi selalu membuka jaringan dengan dokter-dokter di luar Kota Ambon. Para dokter spesialis atau dokter umum yang sementara menempuh pendidikan spesialis, mereka diminta agar datang kembali ke Maluku untuk mengabdi.

“Jadi, untuk teman-teman dokter spesialis yang ada di Kota Ambon saya harap mau mengurus perizinan untuk bertugas di rumah sakit luar yang dokter spesialisnya masih sangat kurang,” ucapnya.

Ia menambahkan IDI Maluku juga mendorong pemerintah bagaimana menyediakan insentif daerah untuk dokter yang akan datang mengabdi.