AS sulit capai target iklim karena persaingan partisan
10 Februari 2023 19:12 WIB
Ilustrasi kebakaran. Meski Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berupaya menekankan tentang apa yang telah dilakukan pemerintahannya untuk mengatasi perubahan iklim, jutaan penduduk AS terpaksa mengungsi akibat bencana alam yang diperburuk oleh perubahan iklim. Xinhua
New York (ANTARA) - Meski Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berupaya menekankan tentang apa yang telah dilakukan pemerintahannya untuk mengatasi perubahan iklim, jutaan penduduk AS terpaksa mengungsi akibat bencana alam yang diperburuk oleh perubahan iklim.
Sebuah laporan terbaru dari Biro Sensus AS menemukan bahwa lebih dari 3 juta orang dewasa terpaksa mengungsi dari rumah mereka tahun lalu karena badai, banjir, dan peristiwa lainnya, menurut situs berita AS Politico pada Senin (6/2).
Dikatakan bahwa Biden dan Kongres pastinya perlu melakukan upaya yang lebih besar jika negara itu ingin mencapai tujuan iklimnya. "Pertama, negara ini tidak berada pada jalur untuk memangkas emisi karbon yang cukup besar untuk memenuhi target penurunan global, dan masih belum jelas dari mana AS akan mendapatkan pasokan mineral dalam jumlah besar yang sangat dibutuhkan, atau perluasan kapasitas transmisi listrik besar-besaran, yang dibutuhkannya untuk transisi energi."
"Mengatasi kekhawatiran ini menjelang pemilihan presiden berikutnya dapat menjadi perjuangan berat bagi Biden. Penentangan dari Dewan Perwakilan Rakyat (AS) yang baru dan dikuasai oleh Partai Republik berarti kecil kemungkinan untuk meloloskan undang-undang iklim baru. Dan Mahkamah Agung yang konservatif dapat semakin membatasi kekuatan peraturan Biden," kata laporan itu, dikutip dari Xinhua.
Sebuah laporan terbaru dari Biro Sensus AS menemukan bahwa lebih dari 3 juta orang dewasa terpaksa mengungsi dari rumah mereka tahun lalu karena badai, banjir, dan peristiwa lainnya, menurut situs berita AS Politico pada Senin (6/2).
Dikatakan bahwa Biden dan Kongres pastinya perlu melakukan upaya yang lebih besar jika negara itu ingin mencapai tujuan iklimnya. "Pertama, negara ini tidak berada pada jalur untuk memangkas emisi karbon yang cukup besar untuk memenuhi target penurunan global, dan masih belum jelas dari mana AS akan mendapatkan pasokan mineral dalam jumlah besar yang sangat dibutuhkan, atau perluasan kapasitas transmisi listrik besar-besaran, yang dibutuhkannya untuk transisi energi."
"Mengatasi kekhawatiran ini menjelang pemilihan presiden berikutnya dapat menjadi perjuangan berat bagi Biden. Penentangan dari Dewan Perwakilan Rakyat (AS) yang baru dan dikuasai oleh Partai Republik berarti kecil kemungkinan untuk meloloskan undang-undang iklim baru. Dan Mahkamah Agung yang konservatif dapat semakin membatasi kekuatan peraturan Biden," kata laporan itu, dikutip dari Xinhua.
Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023
Tags: