"Untuk mendukung implementasi kurikulum merdeka, Pemkab Nagekeo menjalin kerja sama dengan beberapa mitra melalui program literasi bahasa ibu sebagai bahasa transisi pembelajaran," kata Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco do di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Kamis.
Kabupaten Nagekeo telah menjadi mitra Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) yang merupakan kemitraan Australia-Indonesia. Dalam program ini, ada literasi dasar berbasis bahasa daerah yang menjadi fokus bersama pada bidang pendidikan.
Dalam analisis situasi awal pembelajaran di tingkat SD, didapati bahwa penggunaan bahasa pengantar dalam bahasa Indonesia untuk pengajaran tidak dipahami oleh sebagian siswa. Beberapa siswa masih menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi sehingga mereka kesulitan mengikuti pelajaran.
Baca juga: NTT jadi daerah percontohan penggunaan bahasa ibu di kelas awal
Berangkat dari hasil tersebut, Pemkab Nagekeo bersama INOVASI menjalankan program Literasi Dasar Berbasis Bahasa Nage. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan guru kelas awal SD dalam mengajarkan kemampuan literasi dasar dengan memperkenalkan metode pembelajaran bertahap yakni pengetahuan tentang fonem dan abjad, kelancaran membaca, dan pemahaman membaca.
Selanjutnya program literasi berbasis bahasa daerah itu juga bertujuan untuk mengembangkan kapasitas siswa kelas awal dalam membaca dan menulis menggunakan buku bacaan berjenjang yang dapat diuraikan dalam bahasa ibu atau bahasa lokal di Nagekeo.
Pada akhir 2022 lalu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo telah menyebarluaskan program tersebut ke tingkat PAUD dengan total anggaran Rp70 juta dan SD dengan total anggaran Rp297 juta. Pada tahun 2023 ini dinas pendidikan setempat telah mengalokasikan anggaran untuk PAUD sebesar 424 juta.
Baca juga: Kemendikbudristek apresiasi implementasi Kurikulum Merdeka di Nagekeo
Dari survei yang dilakukan oleh kedua belah pihak, penggunaan bahasa Nage sebagai pengantar di jenjang PAUD dan kelas awal SD telah berhasil meningkatkan keterampilan literasi dasar secara signifikan.
Siswa PAUD pun menjadi lebih siap untuk naik ke jenjang SD. Selain itu kemampuan membaca siswa kelas awal SD meningkat di setiap kategori seperti mengenal huruf, membaca lancar, dan membaca pemahaman.
Atas keberhasilan itu, bupati yang akrab disapa Bupati Don itu juga berkomitmen untuk meningkatkan keterampilan literasi berbahasa daerah pada semua anak-anak.
"Fenomena di sini kalau orang gunakan bahasa daerah itu kurang terdidik, padahal tidak. Saya akan lakukan riset terlebih dahulu pada ASN untuk melihat potret penggunaan bahasa daerah dimulai dari keluarga," ungkapnya.
Baca juga: Balai Guru Penggerak NTT bentuk komunitas guru penggerak di sekolah