"Upaya tersebut harus mampu melibatkan semua pihak, civil society, komunitas, dan swasta untuk mendorong pemerintah agar memiliki political will dalam
mewujudkan sistem pencegahan dan pengobatan kanker yang memadai," kata Lestari dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
"Penderita dan penyintas kanker saat ini seringkali masih menghadapi berbagai hambatan di setiap menjalani pengobatan," ujar Rerie, sapaan karib Lestari Moerdijat.
Baca juga: Wakil Ketua MPR minta pelaku wisata tingkatkan kreativitas gaet turis
Baca juga: Waka MPR minta konsistensi pengawasan cegah peredaran obat berbahaya
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR RI Hasnah Syam menyebut bahwa penanggulangan kanker harus melibatkan semua pihak dengan mengedepankan deteksi dini demi meningkatkan harapan hidup pasien.
Di samping upaya promotif yang harus didukung dengan anggaran memadai, kata dia, upaya pencegahan kanker bisa dilakukan melalui pendidikan kesehatan, deteksi dini, dan pengobatan.
Ia menilai ujung tombak upaya pencegahan kanker ialah puskesmas dan posyandu di daerah sehingga diperlukan dukungan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam pelaksanaan.
"Pelayanan kesehatan adalah hal yang sangat dibutuhkan masyarakat karena kanker adalah penyebab kematian keempat di Indonesia," ujarnya.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mendorong upaya pencegahan lewat tes 'skrining' berkala sehingga sejumlah potensi penyakit bisa dideteksi sejak dini, termasuk kanker.
kanker," kata Ali.