Denpasar (ANTARA News) - Departemen Perindustrian menargetkan pertumbuhan industri tahun 2007 mencapai 8,1 persen yang didorong oleh pertumbuhan setiap kelompok usaha industri. "Saya optimis target sebesar itu bisa tercapai. Sekalipun di sana-sini banyak kendala tapi target itu diharapkan bisa terpenuhi," kata Menteri Perindustrian Fahmi Idris, kepada pers, di Nusa Dua, Bali, Selasa malam. Hal tersebut dikemukakan usai membuka Rapat Kerja Departemen Perindustrian yang mengambil tema Kebijakan Pengembangan Industri Nasional dan Arah Pelaksanaan Kebijakan Tahun 2007 yang diikuti Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten/Kota wilayah Barat Indonesia, 16-19 Mei 2006. Menurutnya, pertumbuhan industri sebesar itu bisa tercapai dengan pertumbuhan tiap kelompok usaha industri, seperti industri makanan, minuman dan tembakau tumbuh 5,1 persen; tekstil, barang dari kulit dan alas kaki lima persen; barang kayu dan hasil hutan tiga persen; serta kertas dan barang cetakan delapan persen. Juga pupuk, kimia dan barang dari karet sembilan persen; semen dan bahan galian non logam sembilan persen` logam dasar, besi dan baja tiga persen; alat angkut, mesin dan peralatan 12,3 persen; serta barang lain enam persen. Dikatakannya, untuk mencapai target itu pihaknya telah membentuk Rencana Kerja Pemerintah 2007 untuk sektor industri, yaitu peningkatan daya saing industri manufaktur harus dapat diwujudkan dengan makin besarnya pangsa pasar domestik yang dikuasai industri dalam negeri. Pihaknya, juga akan meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia di daerah dan pusat, khususnya industri kecil dan menengah agar dapat memberikan pelayanan terbaik dan prima bagi industri. Dalam rangka meningkatkan daya saing dan iklim investasi, katanya, Departemen Perondustrian sedang mengusulkan beberapa insentif bagi beberapa industri tertentu, seperti memberikan pembebasan PPN impor bagi produk primer, seperti kapas.(*)