Ruas jalan ke pedalaman Kaltara putus total akibat longsor
8 Februari 2023 11:44 WIB
Salah satu titik longsor di di Kecamatan Sungai Tubu Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara menyebabkan kendaraan roda pun tidak bisa melintas. (ANTARA/HO-Divisi Komunikasi KKI Warsi)
Tanjung Selor (ANTARA) - Ruas jalan menuju sejumlah desa pedalaman di Kecamatan Sungai Tubu Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara putus total akibat longsor.
“Intensitas hujan yang masih tinggi menimbulkan titik longsor di sepanjang jalur menuju Kecamatan Sungai Tubu terus bertambah. Sampai pagi ini (8/2) sudah ada 7 titik longsor baru,” kata Camat Tubu Yosep, di Malinau, Rabu.
Alat berat kecamatan dilaporkan tidak mampu menjangkau semua titik longsor karena jarak antarlokasi longsor yang berjauhan. Pihak kecamatan setempat sudah melaporkan ke Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau perihal putusnya akses ini dan meminta bantuan.
Longsornya jalan menuju ke Long Pada yang merupakan ibu kota Kecamatan Sungai Tubu berdampak pada ketersediaan kebutuhan pokok dan bahan bakar di desa-desa sekitar seperti Desa Long Pada, Desa Long Nyau, Desa Rian Tubu, Desa Long Titi, dan Desa Long Ranau. Sebab, kebutuhan pokok semisal gula, minyak, kopi, sabun, dan lainnya dipasok dari Malinau Kota, ibu kota Kabupaten Malinau.
“Dari tujuh titik longsor ada empat titik yang parah. Yang paling sulit kalau jalan putus itu BBM, karena masyarakat membutuhkan BBM untuk ketinting dan sepeda motor untuk ke ladang. Termasuk juga untuk bahan bakar mesin perontok padi,” kata Kepala Desa Long Pada, Faridan Liwah.
Warga desa saat ini sedang memasuki masa panen. Dengan hujan yang lebih sering dan ketiadaan BBM untuk mesin perontok akan memperlambat masa panen.
“Kami berharap pemerintah segera turun tangan membantu perbaikan jalan menuju desa kami,” kata Faridan.
Reni, Koordinator Divisi Komunikasi KKI (Komunitas Konservasi Indonesia) Warsi di Kabupaten Malinau mengatakan akses ke Desa Long Pada melewati jalan tanah dan melintas sejumlah sungai. Sungai yang terbesar adalah Sungai Antun. Kondisi Sungai Antun juga meluap dan terdapat pohon besar tumbang yang menutupi jalan.
“Mobil biasanya melintas menyeberangi sungai tanpa jembatan. Tetapi kalau air meluap mobil tidak bisa lewat,” ujarnya.
KKI Warsi adalah sebuah lembaga nonprofit yang melakukan kegiatan pendampingan masyarakat di dalam dan sekitar hutan. Wilayah kegiatannya meliputi Sumatera, Kalimantan,dan Papua.
Baca juga: Masyarakat pedalaman Kaltara sukses budi daya gaharu
Baca juga: Pedalaman Sungai Kayan Kabupaten Malinau banjir
Baca juga: Sejumlah daerah pedalaman Kaltara banjir
“Intensitas hujan yang masih tinggi menimbulkan titik longsor di sepanjang jalur menuju Kecamatan Sungai Tubu terus bertambah. Sampai pagi ini (8/2) sudah ada 7 titik longsor baru,” kata Camat Tubu Yosep, di Malinau, Rabu.
Alat berat kecamatan dilaporkan tidak mampu menjangkau semua titik longsor karena jarak antarlokasi longsor yang berjauhan. Pihak kecamatan setempat sudah melaporkan ke Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau perihal putusnya akses ini dan meminta bantuan.
Longsornya jalan menuju ke Long Pada yang merupakan ibu kota Kecamatan Sungai Tubu berdampak pada ketersediaan kebutuhan pokok dan bahan bakar di desa-desa sekitar seperti Desa Long Pada, Desa Long Nyau, Desa Rian Tubu, Desa Long Titi, dan Desa Long Ranau. Sebab, kebutuhan pokok semisal gula, minyak, kopi, sabun, dan lainnya dipasok dari Malinau Kota, ibu kota Kabupaten Malinau.
“Dari tujuh titik longsor ada empat titik yang parah. Yang paling sulit kalau jalan putus itu BBM, karena masyarakat membutuhkan BBM untuk ketinting dan sepeda motor untuk ke ladang. Termasuk juga untuk bahan bakar mesin perontok padi,” kata Kepala Desa Long Pada, Faridan Liwah.
Warga desa saat ini sedang memasuki masa panen. Dengan hujan yang lebih sering dan ketiadaan BBM untuk mesin perontok akan memperlambat masa panen.
“Kami berharap pemerintah segera turun tangan membantu perbaikan jalan menuju desa kami,” kata Faridan.
Reni, Koordinator Divisi Komunikasi KKI (Komunitas Konservasi Indonesia) Warsi di Kabupaten Malinau mengatakan akses ke Desa Long Pada melewati jalan tanah dan melintas sejumlah sungai. Sungai yang terbesar adalah Sungai Antun. Kondisi Sungai Antun juga meluap dan terdapat pohon besar tumbang yang menutupi jalan.
“Mobil biasanya melintas menyeberangi sungai tanpa jembatan. Tetapi kalau air meluap mobil tidak bisa lewat,” ujarnya.
KKI Warsi adalah sebuah lembaga nonprofit yang melakukan kegiatan pendampingan masyarakat di dalam dan sekitar hutan. Wilayah kegiatannya meliputi Sumatera, Kalimantan,dan Papua.
Baca juga: Masyarakat pedalaman Kaltara sukses budi daya gaharu
Baca juga: Pedalaman Sungai Kayan Kabupaten Malinau banjir
Baca juga: Sejumlah daerah pedalaman Kaltara banjir
Pewarta: Muh. Arfan
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023
Tags: