Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) melaporkan perekonomian provinsi ini pada 2022 tumbuh 5,11 persen dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Kepala BPS Sulsel Suntono, di Makassar, Selasa, mengatakan pertumbuhan ekonomi Sulsel secara tahunan ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional hanya 5,01 persen.

"Kita sudah di jalur yang tepat dan ekonomi Sulsel tumbuh 5,11 persen, melampaui pertumbuhan secara nasional yang berada di angka 5,01 persen," ujarnya.

Suntono mengatakan pertumbuhan ekonomi Sulsel dilihat secara tiga bulanan atau quarter to quarter (q-to-q) sedikit mengalami kontraksi minus 1,23 persen.

Hal itu disebabkan oleh siklus pertanian yang mengalami penurunan produksi pada triwulan IV-2022. Pada kategori Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mengalami kontraksi sebesar -18,86 persen.

Selain itu, kategori Jasa Keuangan dan Asuransi serta Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor juga mengalami penurunan aktivitas produksi masing-masing sebesar minus (-) 4,22 persen dan minus (-) 0,28 persen.

Pertumbuhan positif terjadi pada empat belas kategori lapangan usaha. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Jasa Perusahaan sebesar 15,20 persen.

Disusul kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 14,36 persen, kemudian kategori Konstruksi sebesar 9,00 persen; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 6,90 persen; Jasa Pendidikan sebesar 6,43 persen; Real Estate sebesar 3,87 persen; Transportasi dan Pergudangan sebesar 3,69 persen.

Sementara ekonomi Sulsel secara kumulatif selama tahun 2022 terhadap tahun 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 5,09 persen (c-to-c).

Dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan yang menyumbang sebesar 22,33 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 33,12 persen.

Ekonomi Sulsel tahun 2022 tumbuh sebesar 5,09 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor barang dan jasa sebesar 33,12 persen; disusul komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT (PK-LNPRT) sebesar 11,13 persen.

Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 6,04 persen; serta komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 3,31 persen.

Sementara itu komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami kontraksi sebesar minus (-) 2,77 persen. Komponen Impor Barang dan Jasa yang menjadi pengurang dalam perekonomian Sulsel tumbuh positif sebesar 28,05 persen.

Ekonomi Sulsel pada triwulan IV-2022 terhadap triwulan IV-2021 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,11 persen.

Pertumbuhan terjadi pada hampir semua komponen pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 15,47 persen; diikuti oleh komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT (PK-LNPRT) sebesar 9,33 persen.

Selanjutnya, komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) mengalami pertumbuhan sebesar 5,61 persen; diikuti oleh Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 2,85 persen.

Sementara itu, komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mengalami kontraksi sebesar minus (-) 0,65 persen, sedangkan komponen Impor Barang dan Jasa yang menjadi pengurang dalam perekonomian Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan sebesar 2,36 persen.
Baca juga: Optimalisasi potensi ekonomi Sulsel di tengah ancaman krisis global
Baca juga: PHRI Sulsel optimistis isu resesi tak pengaruhi pertumbuhan ekonomi