Ambon (ANTARA) - Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Maluku, mengukuhkan empat guru besar baru dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa Unpatti, Selasa.

"Para guru besar yang dikukuhkan hari ini berasal dari empat fakultas di Unpatti," ujar Ketua senat Unpatti Prof Nirahua di Ambon, Selasa.

Mereka adalah guru besar bidang ilmu administrasi publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Prof Zainal Abidin Rengifurwarin, guru besar bidang ilmu pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Prof Patrisius Rahabav, guru besar bidang ilmu ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Prof Steven Siala, dan guru besar bidang Ilmu fisika nanosains dan nanoteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Prof Hendriy Izaac Elim.

Nirahua mengatakan dengan dikukuhkannya empat akademisi Unpatti tersebut saat ini kampus biru itu telah memiliki 82 guru besar.

"Guru besar yang telah meninggal dunia enam belas orang, yang pindah satu orang, yang pensiun tujuh orang dan yang aktif 58 orang," katanya.

Saat dikukuhkan, empat guru besar itu berkesempatan untuk membacakan orasi ilmiahnya di depan para undangan rapat.

Baca juga: Mahasiswa FK Unpatti belajar terapi hiperbarik dan uitimate

Prof Zainal Abidin Rengifurwarin dalam pemaparan pidatonya mengangkat tema "Peran Administrasi Publik, Dinamika Pergeseran Makna, Paradigma, Profil, Peran dan Isu Administrasi Kepulauan".

Tema itu dianggap penting dan masih relevan sesuai dinamika perkembangan administrasi publik dalam kehidupan bernegara saat ini termasuk di Provinsi Maluku.

"Di sisi lain dalam praktik, masih ada kekeliruan persepsi tentang makna administrasi publik, apa posisinya sebagai seni atau ilmu, bagaimana orientasi dan paradigmanya, apa fungsi dan profil administrasi pubik, dan bagaimana peran administrasi publik, serta apa isu administrasi daerah kepulauan," ujarnya.

Menurut Zainal, administrasi publik sebagai pengetahuan, jika ditilik dari sisi historis sebenarnya telah muncul dan hadir bersamaan dengan keberadaan manusia di dunia ini.

Sementara itu, Prof Patrisius Rahabav dalam pemaparan orasi ilmiahnya dengan judul "Implementasi Good Governance dan Sound Governance dalam Meningkatkan Mutu dan Saing Pendidikan di Indonesia", mengatakan pendidikan memiliki peran yang amat strategis dalam pengembangan mutu sumber daya manusia.

"Investasi terpenting suatu bangsa adalah pendidikan karena berhubungan erat dengan human capital. Studi Bank Dunia menunjukkan bahwa investasi pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap keuntungan ekonomi," kata Rahabav.

Baca juga: Unpatti Ambon - Lantamal IX tindaklanjuti kerja sama kemaritiman

Pada tataran itu, menurut dia, investasi di bidang pendidikan menjadi prediktor yang menentukan keuntungan ekonomi dalam artian sempit dan kualitas martabat bangsa dalam artian luas.

"Oleh karena itu, tidak heran bila sektor pendidikan menjadi salah satu leading sector kebijakan pembangunan suatu negara," katanya.

Prof Steven Siala mengangkat tema "Prospek Usaha Perikanan Tangkap Atas Realitas Fully Exploited di Tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan di Provinsi Maluku".

"Fenomena menarik ini mendorong saya mengungkap judul ini, situasi yang cenderung stagnan atas kesejahteraan para nelayan selaku pelaku usaha perikanan tangkap. Sejak berada dalam tingkat pengelolaan sumber daya ikan moderat hingga mencapai jenuh atau fully exploited," katanya.

Apalagi, Provinsi Maluku yang notabene merupakan wilayah kepulauan dengan produksi ikan yang melimpah.

"Maluku adalah provinsi kepulauan. Sektor perikanan sebagai sektor unggulan. Penyebutan ini juga tidak terlepas dengan keadaan mata pencarian masyarakat di Maluku yang lebih didominasi sebagai nelayan," kata Siala.

Baca juga: Wujudkan ketahanan pangan, mahasiswa Unpatti ikuti "Mutiara Pattimura"

Sementara itu, Prof Hendriy Izaac Elim mengangkat tema "Fisika Multitasking dalam Nanosains, Nanoteknologi, dan Nanomedis".

"Saya sajikan fisika terdepan yang telah dikembangkan oleh peneliti sejak 2001 tentang fisika nanosains, nanoteknologi, dan nanomedis. Teknologi tercanggih pada abad 21 ini yang paling mungkin untuk diterapkan secara multitasking di seluruh berbagai bidang kehidupan manusia," katanya.

Hendriy mengatakan nanoteknologi atau teknologi chip yang ukurannya hanya sebesar 1/1.000 dari tebal rambut manusia merupakan hasil penemuan tingkat tinggi.

Pengukuhan Prof Hendriy merupakan pengukuhan profesor fisika pertama di Indonesia timur.

Dengan menyandang gelar profesor, keempat akademisi itu akan mengemban tanggung jawab besar dalam meningkatkan mutu pendidikan di bumi raja-raja Maluku.