Indef: Capaian pertumbuhan ekonomi 2022 cukup baik dan sesuai target
7 Februari 2023 15:30 WIB
Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto (kanan bawah) dalam konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa (7/2/2023). ANTARA/Agatha Olivia Victoria.
Jakarta (ANTARA) - Lembaga kajian ekonomi dan keuangan Institute For Development of Economics and Finance (Indef) menilai capaian pertumbuhan ekonomi RI tahun 2022 yang sebesar 5,31 persen dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) cukup baik dan mencapai target.
Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun lalu dalam kisaran 5,3 persen.
"Capaian ini cukup baik di tengah tekanan global yang terjadi pada tahun 2022," ungkap Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto dalam konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan dinamika ekonomi pada tahun lalu salah satunya terlihat dari sangat cepatnya pergerakan nilai tukar di Indonesia, begitu pula dengan negara-negara lainnya seperti Vietnam dan Filipina.
Rupiah mengalami pelemahan tak sendirian, nilai tukar mata uang Vietnam dan Filipina pun terderpresiasi sebagai imbas dari penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang didorong antisipasi bank sentral AS, The Fed untuk menjaga inflasi di Negeri Paman Sam.
Kendati demikian, Eko mengingatkan capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia masih belum cukup kuat jika dibandingkan Vietnam dan Filipina yang masing-masing tumbuh 8,02 persen (yoy) dan 7,6 persen (yoy) pada tahun lalu.
"Bahkan Vietnam mencatat pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi selama 25 tahun terakhir," tuturnya.
Oleh karena itu, dia merekomendasikan tiga hal yang bisa dilakukan pemerintah pada tahun ini, yaitu pertama adalah meredam gejolak ekonomi global dengan mendorong pertumbuhan sektor industri di atas pertumbuhan ekonomi.
Kedua, meningkatkan daya beli dengan program pengentasan kemiskinan secara proaktif atau tidak sekadar menebar bantuan sosial, serta pengendalian inflasi secara cepat. Ketiga, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas sangat diperlukan untuk memastikan berkurangnya tingkat kemiskinan dan pengangguran.
Baca juga: Menkeu: Pemulihan kuat di 2022 jadi pijakan hadapi perekonomian 2023
Baca juga: Menperin: Manufaktur katrol kinerja ekonomi pada 2022
Baca juga: BPS: Struktur ekonomi RI masih terkonsentrasi di Jawa dan Sumatera
Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun lalu dalam kisaran 5,3 persen.
"Capaian ini cukup baik di tengah tekanan global yang terjadi pada tahun 2022," ungkap Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto dalam konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan dinamika ekonomi pada tahun lalu salah satunya terlihat dari sangat cepatnya pergerakan nilai tukar di Indonesia, begitu pula dengan negara-negara lainnya seperti Vietnam dan Filipina.
Rupiah mengalami pelemahan tak sendirian, nilai tukar mata uang Vietnam dan Filipina pun terderpresiasi sebagai imbas dari penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang didorong antisipasi bank sentral AS, The Fed untuk menjaga inflasi di Negeri Paman Sam.
Kendati demikian, Eko mengingatkan capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia masih belum cukup kuat jika dibandingkan Vietnam dan Filipina yang masing-masing tumbuh 8,02 persen (yoy) dan 7,6 persen (yoy) pada tahun lalu.
"Bahkan Vietnam mencatat pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi selama 25 tahun terakhir," tuturnya.
Oleh karena itu, dia merekomendasikan tiga hal yang bisa dilakukan pemerintah pada tahun ini, yaitu pertama adalah meredam gejolak ekonomi global dengan mendorong pertumbuhan sektor industri di atas pertumbuhan ekonomi.
Kedua, meningkatkan daya beli dengan program pengentasan kemiskinan secara proaktif atau tidak sekadar menebar bantuan sosial, serta pengendalian inflasi secara cepat. Ketiga, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas sangat diperlukan untuk memastikan berkurangnya tingkat kemiskinan dan pengangguran.
Baca juga: Menkeu: Pemulihan kuat di 2022 jadi pijakan hadapi perekonomian 2023
Baca juga: Menperin: Manufaktur katrol kinerja ekonomi pada 2022
Baca juga: BPS: Struktur ekonomi RI masih terkonsentrasi di Jawa dan Sumatera
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: