Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Syarifah Liza Munira mengemukakan masyarakat penerima vaksinasi lengkap berikut dosis penguat atau booster terbukti secara Serologi Survei (Serosurvei) mengalami peningkatan kadar antibodi hampir tiga kali lipat.

"Masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi booster terbukti memiliki kadar antibodi tertinggi. Selain itu masyarakat yang dalam satu tahun belakangan melengkapi status vaksinasinya, kadar antibodi meningkat hampir tiga kali lipat," kata Syarifah Liza Munira di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan dari hasil Serosurvei pada Januari 2023 terlihat hal utama yaitu proporsi penduduk yang memiliki imunitas SARS CoV-2 bertambah tinggi menjadi 99 persen,

"Proporsi masyarakat waktu Juli terakhir itu sekitar 98,5 persen. Jadi masih tetap tinggi,” katanya.

Baca juga: Kemenkes: 99 persen populasi Indonesia punya antibodi COVID-19

Peningkatan pun terjadi pada kadar antibodi penduduk yaitu pada Desember 2021 sebesar 448, Juli 2022 meningkat jadi 2.095, sedangkan Januari 2023 meningkat menjadi 3.207.

“Jadi penting melengkapi vaksinasi. Walaupun hasil dari survei ini menunjukkan kondisi imunitas penduduk Indonesia baik, kita tetap perlu menekankan dan melengkapi status vaksinasi kita,” ujarnya.

Kementerian Kesehatan bersama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) melakukan studi Serologi Survei ketiga untuk mengetahui status imunitas dari masyarakat. Studi dilakukan terhadap 16.286 responden di 34 provinsi dan 99 kabupaten/kota.

Responden yang dipilih merupakan responden yang sama dengan studi serosurvei Juli 2022 dan Desember 2021.

Baca juga: Kemenkes: Booster ke-2 tetap penting, meski 99 persen miliki antibodi

"Tujuan pemilihan responden yang sama untuk melihat perubahan kadar antibodi dari Desember 2021 sampai Januari 2023," katanya.

Ahli Epidemiolog FKM UI Iwan Ariawan mengatakan tujuan Serosurvei bertujuan untuk mengetahui persentase penduduk Indonesia yang sudah punya antibodi terhadap SARS CoV-2. Metodologi itu berhasil mengumpulkan darah dari 16.286 responden yang kemudian diperiksa antibodi mereka.

“Hasilnya, pada Desember 2021 pada orang yang sama itu 88 persen, kita katakan penduduk Indonesia sudah memiliki imunitas terhadap COVID-19, di Juli 2022 naik jadi 98,5 persen, kemudian di Januari 2023 naik menjadi 99 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi,” katanya.

Peningkatan kadar antibodi tersebut, lanjutnya, disebabkan karena vaksinasi atau pernah terinfeksi virus COVID-19.

"Menurut usia, semakin tinggi umur, semakin tinggi kadar antibodi. Karena pada lansia risiko terjadinya COVID-19 berat atau meninggal itu paling tinggi. Sementara pada anak-anak kadar antibodi paling rendah pada balita karena mereka belum mendapatkan vaksinasi," katanya.

Baca juga: Serosurvei menunjukkan antibodi tertinggi dimiliki penerima booster