Wapres Ma'ruf terima Syekh Al-Azhar Muhammad Abdurrahman Duwainy
6 Februari 2023 21:20 WIB
Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin saat menerima Wakil Grand Syekh Al-Azhar Muhammad Abdurrahman Muhammad Duwainy di Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/2/2023). ANTARA/HO-BPMI Setwapres
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menerima Wakil Grand Syekh Al-Azhar Muhammad Abdurrahman Muhammad Duwainy di sela kegiatannya menghadiri Muktamar Fikih Peradaban di Surabaya, Jawa Timur, Senin.
Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin, dalam pertemuan itu, Wapres Ma'ruf menyampaikan apresiasi atas kehadiran Syekh Duwainy pada acara Muktamar Fikih Peradaban yang merupakan rangkaian peringatan Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU).
Wapres kemudian mengungkapkan bahwa Mesir menjadi tujuan utama pelajar Muslim Indonesia dalam melanjutkan pendidikan. Dari total 13.550 warga negara Indonesia di Mesir, sekitar 76 persen atau lebih dari 10.300 orang di antaranya merupakan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di negara itu.
Hal ini, kata Wapres, tak lepas dari dukungan Pemerintah Mesir yang memberikan beasiswa untuk pelajar dan mahasiswa Indonesia.
"Setiap tahun cenderung terjadi peningkatan penerima beasiswa dan tahun ini lebih dari 170 mahasiswa Indonesia mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Universitas Al-Azhar," ungkapnya.
Wapres menegaskan pemerintah Indonesia telah dan terus memperbaiki tata kelola pengiriman pelajar dan mahasiswa Indonesia ke Mesir guna memastikan hak didik dan hak perlindungan pelajar terpenuhi, khususnya kemampuan akademis, akhlak, kesehatan, dan kematangan emosional.
Wapres Ma'ruf juga mengapresiasi komitmen Al-Azhar yang tahun ini mengirim 35 orang tenaga pengajar utusan ke berbagai pesantren dan universitas di Indonesia guna mendukung penyebaran Islam wasathiyah.
Selain itu, tambah Wapres, alumni Al-Azhar di Indonesia juga memainkan peran penting dalam menyebarkan nilai-nilai Islam Wasathiyah, di antaranya Menteri Luar Negeri RI 1999-2001 Alwi Shihab dan Gubernur Nusa Tenggara Barat periode 2008-2018 TGB Muhammad Zainul Majdi.
"Salah satu kontribusi alumni Al Azhar Indonesia adalah pendirian Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab atau PUSIBA di Bekasi, Jawa Barat, yang saya resmikan pada bulan Juni 2022," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, sebagai upaya meningkatkan kerja sama di sektor pendidikan, Wapres Ma'ruf menawarkan beasiswa bagi mahasiswa Mesir yang ingin melanjutkan studi di Indonesia. Saat ini, Indonesia memiliki Universitas Islam Internasional Indonesia yang juga menerima mahasiswa asing, termasuk dari Mesir.
"Indonesia juga mempunyai universitas terkemuka yang menawarkan program internasional di bidang kedokteran, IT, bioteknologi, teknik industri, dan agrobisnis," jelasnya.
Di sisi lain, Wapres juga menyambut baik minat masyarakat Mesir yang ingin memperdalam pengetahuan mengenai budaya Indonesia.
"Saya senang bahwa sekitar 1.600 warga Mesir belajar bahasa Indonesia di Pusat Kebudayaan Indonesia KBRI Cairo," kata Wapres.
"Selain itu, sekitar empat ribu warga Mesir telah mempelajari pencak silat, baik di KBRI Cairo maupun langsung di Indonesia. Saya berharap lebih banyak people-to-people contact di antara kedua bangsa melalui budaya," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Syekh Muhammad Duwainy menyampaikan rasa bangganya terhadap alumni Al-Azhar di Indonesia yang telah memainkan peran penting di negara ini.
Dia juga menyambut baik peningkatan manajemen pengiriman mahasiswa Indonesia ke Al-Azhar. "Selanjutnya, perlunya proses-proses yang terjadi dalam pengiriman mahasiswa Indonesia ke Al-Azhar dan dipastikan tidak ada hambatan," ujar Syekh Duwainy.
Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin, dalam pertemuan itu, Wapres Ma'ruf menyampaikan apresiasi atas kehadiran Syekh Duwainy pada acara Muktamar Fikih Peradaban yang merupakan rangkaian peringatan Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU).
Wapres kemudian mengungkapkan bahwa Mesir menjadi tujuan utama pelajar Muslim Indonesia dalam melanjutkan pendidikan. Dari total 13.550 warga negara Indonesia di Mesir, sekitar 76 persen atau lebih dari 10.300 orang di antaranya merupakan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di negara itu.
Hal ini, kata Wapres, tak lepas dari dukungan Pemerintah Mesir yang memberikan beasiswa untuk pelajar dan mahasiswa Indonesia.
"Setiap tahun cenderung terjadi peningkatan penerima beasiswa dan tahun ini lebih dari 170 mahasiswa Indonesia mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Universitas Al-Azhar," ungkapnya.
Wapres menegaskan pemerintah Indonesia telah dan terus memperbaiki tata kelola pengiriman pelajar dan mahasiswa Indonesia ke Mesir guna memastikan hak didik dan hak perlindungan pelajar terpenuhi, khususnya kemampuan akademis, akhlak, kesehatan, dan kematangan emosional.
Wapres Ma'ruf juga mengapresiasi komitmen Al-Azhar yang tahun ini mengirim 35 orang tenaga pengajar utusan ke berbagai pesantren dan universitas di Indonesia guna mendukung penyebaran Islam wasathiyah.
Selain itu, tambah Wapres, alumni Al-Azhar di Indonesia juga memainkan peran penting dalam menyebarkan nilai-nilai Islam Wasathiyah, di antaranya Menteri Luar Negeri RI 1999-2001 Alwi Shihab dan Gubernur Nusa Tenggara Barat periode 2008-2018 TGB Muhammad Zainul Majdi.
"Salah satu kontribusi alumni Al Azhar Indonesia adalah pendirian Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab atau PUSIBA di Bekasi, Jawa Barat, yang saya resmikan pada bulan Juni 2022," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, sebagai upaya meningkatkan kerja sama di sektor pendidikan, Wapres Ma'ruf menawarkan beasiswa bagi mahasiswa Mesir yang ingin melanjutkan studi di Indonesia. Saat ini, Indonesia memiliki Universitas Islam Internasional Indonesia yang juga menerima mahasiswa asing, termasuk dari Mesir.
"Indonesia juga mempunyai universitas terkemuka yang menawarkan program internasional di bidang kedokteran, IT, bioteknologi, teknik industri, dan agrobisnis," jelasnya.
Di sisi lain, Wapres juga menyambut baik minat masyarakat Mesir yang ingin memperdalam pengetahuan mengenai budaya Indonesia.
"Saya senang bahwa sekitar 1.600 warga Mesir belajar bahasa Indonesia di Pusat Kebudayaan Indonesia KBRI Cairo," kata Wapres.
"Selain itu, sekitar empat ribu warga Mesir telah mempelajari pencak silat, baik di KBRI Cairo maupun langsung di Indonesia. Saya berharap lebih banyak people-to-people contact di antara kedua bangsa melalui budaya," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Syekh Muhammad Duwainy menyampaikan rasa bangganya terhadap alumni Al-Azhar di Indonesia yang telah memainkan peran penting di negara ini.
Dia juga menyambut baik peningkatan manajemen pengiriman mahasiswa Indonesia ke Al-Azhar. "Selanjutnya, perlunya proses-proses yang terjadi dalam pengiriman mahasiswa Indonesia ke Al-Azhar dan dipastikan tidak ada hambatan," ujar Syekh Duwainy.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2023
Tags: