Beijing (ANTARA) - Moskow bersumpah akan mengambil tindakan untuk melindungi kepentingannya menyusul penerapan batasan harga lebih lanjut terhadap produk minyak lintas laut Rusia.

Penerapan batasan harga itu disahkan pada Sabtu (4/2) oleh Uni Eropa (EU) dan negara-negara Kelompok Tujuh (G7) dan mulai diterapkan pada Minggu (5/2).

Batasan harga untuk produk minyak "premium-to-crude" atau yang dijual dengan harga lebih tinggi dari bahan baku minyak mentah, seperti solar, minyak tanah, dan bensin, ditetapkan pada angka 100 dolar AS (sekitar Rp1,5 juta) per barel.

Sementara batasan untuk produk minyak "discount-to-crude" atau yang dijual dengan harga lebih murah dari harga minyak mentah, seperti minyak bakar dan nafta, dipatok pada harga 45 dolar AS (sekitar Rp679 ribu) per barel, kata Komisi Eropa dalam sebuah pernyataan.

Komisi Eropa menambahkan bahwa aturan itu termasuk "periode penghentian bertahap 55 hari" untuk produk-produk minyak lintas laut Rusia yang dibeli di atas batasan harga, dengan ketentuan produk-produk itu dimuat ke kapal di pelabuhan pemuatan sebelum 5 Februari 2023 dan diturunkan di pelabuhan tujuan akhir sebelum 1 April 2023.

Sementara itu, larangan EU pada Juni 2022 atas impor produk minyak Rusia juga berlaku pada Minggu (5/2).

Kremlin pada Jumat (3/2) memperingatkan tentang "ketidakseimbangan lebih lanjut" di pasar energi global.

"Tentunya, ini akan menyebabkan ketidakseimbangan lebih lanjut di pasar energi internasional, tetapi kami mengambil tindakan untuk melindungi kepentingan kami terhadap risiko terkait," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.

Pada Desember 2022, EU menetapkan batasan harga 60 dolar AS (sekitar Rp905 ribu) per barel untuk minyak mentah lintas laut Rusia. Pembatasan serupa juga diberlakukan oleh G7.

Di bawah aturan batasan harga tersebut, asuransi, keuangan, dan layanan lain untuk pengiriman minyak Rusia akan dilarang jika minyak dijual lebih dari 60 dolar AS per barel.

Menanggapi hal itu, Presiden Rusia Vladimir Putin pada 27 Desember 2022 menandatangani sebuah dekret yang mengumumkan langkah balasan terhadap penerapan batasan harga minyak Rusia.

Menurut dekret itu, memasok minyak dan produk minyak Rusia ke individu dan entitas legal asing akan dilarang jika kontrak secara langsung atau tidak langsung menetapkan batasan harga.

Presiden Rusia juga dapat memberikan izin khusus untuk mengirimkan minyak dan produk minyak yang dilarang berdasarkan dekret tersebut.