BI: Sektor prioritas halal value chain akan tumbuh hingga 5,3 persen
6 Februari 2023 17:35 WIB
Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia Juda Agung berbicara dalam Forum Sharia Economic and Financial Outlook (Shefo) 2023 yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Senin (6/2/2023). ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pada 2023 sektor prioritas halal value chain tumbuh pada kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen pada 2023, dan pembiayaan perbankan syariah tumbuh 14-16 persen.
"Untuk tahun 2023 kami perkirakan sektor prioritas halal value chain juga akan tumbuh sebesar 4,5 persen sampai dengan 5,3 persen," kata Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia Juda Agung dalam Forum Sharia Economic and Financial Outlook (Shefo) 2023 yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Senin.
Juda mengatakan perbaikan ekonomi syariah pada 2023 diproyeksikan akan terus berlanjut dengan didorong oleh kinerja sektor pertanian dan pariwisata ramah muslim serta dukungan pembiayaan syariah yang semakin kuat.
"Pada tahun 2023 sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional kami optimistis perbaikan ekonomi syariah juga akan terus berlanjut dan diperkirakan kembali didorong oleh kinerja sektor pertanian dan pariwisata ramah muslim dengan dukungan pembiayaan syariah yang juga terus meningkat serta tentu saja dengan sinergi antar lembaga," ujarnya.
Ia menuturkan di tengah berbagai tekanan global dan dampak rambatannya ke ekonomi domestik, ekonomi syariah dapat terus meningkat mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Badan Pusat Statistik merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2022 yang mampu tumbuh 5,01 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) berkat seluruh lapangan usaha yang tumbuh positif.
Sektor unggulan halal value chain yang terdiri dari sektor pertanian, makanan dan minuman halal, fesyen muslim, dan pariwisata ramah muslim melanjutkan perbaikan khususnya didorong oleh kinerja pariwisata ramah muslim dan sektor pertanian.
Di triwulan III-2022 sektor halal value chain tumbuh sebesar 5,5 persen lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama di tahun 2021 yang sebesar 1,69 persen.
Pada triwulan III 2021 sektor unggulan halal value chain tercatat tumbuh tertahan sebesar 1,69 persen (yoy) akibat tingginya kasus baru COVID-19 dari varian delta, sehingga pemerintah kembali menetapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4.
Shefo 2023 mengusung tema Penguatan Sinergi dan Inovasi untuk Mewujudkan Indonesia sebagai Pusat Eksyar (Produsen Halal) Dunia. Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), dan Universitas Indonesia (UI).
Forum tersebut diharapkan memberikan pandangan terhadap arah kebijakan BI ke depan serta memunculkan gagasan-gagasan baru di dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air.
"Indonesia membutuhkan semua potensi yang dimilikinya untuk pulih dan bangkit termasuk kontribusi ekonomi syariah di Indonesia," tutur Juda.
Baca juga: Wapres tegaskan "Halal Value Chain" harus saling terintegrasi
Baca juga: KNEKS terus dorong digitalisasi untuk kuatkan rantai nilai halal
Baca juga: Prudential Syariah - PBNU komitmen dorong pertumbuhan ekonomi syariah
"Untuk tahun 2023 kami perkirakan sektor prioritas halal value chain juga akan tumbuh sebesar 4,5 persen sampai dengan 5,3 persen," kata Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia Juda Agung dalam Forum Sharia Economic and Financial Outlook (Shefo) 2023 yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Senin.
Juda mengatakan perbaikan ekonomi syariah pada 2023 diproyeksikan akan terus berlanjut dengan didorong oleh kinerja sektor pertanian dan pariwisata ramah muslim serta dukungan pembiayaan syariah yang semakin kuat.
"Pada tahun 2023 sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional kami optimistis perbaikan ekonomi syariah juga akan terus berlanjut dan diperkirakan kembali didorong oleh kinerja sektor pertanian dan pariwisata ramah muslim dengan dukungan pembiayaan syariah yang juga terus meningkat serta tentu saja dengan sinergi antar lembaga," ujarnya.
Ia menuturkan di tengah berbagai tekanan global dan dampak rambatannya ke ekonomi domestik, ekonomi syariah dapat terus meningkat mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Badan Pusat Statistik merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2022 yang mampu tumbuh 5,01 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) berkat seluruh lapangan usaha yang tumbuh positif.
Sektor unggulan halal value chain yang terdiri dari sektor pertanian, makanan dan minuman halal, fesyen muslim, dan pariwisata ramah muslim melanjutkan perbaikan khususnya didorong oleh kinerja pariwisata ramah muslim dan sektor pertanian.
Di triwulan III-2022 sektor halal value chain tumbuh sebesar 5,5 persen lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama di tahun 2021 yang sebesar 1,69 persen.
Pada triwulan III 2021 sektor unggulan halal value chain tercatat tumbuh tertahan sebesar 1,69 persen (yoy) akibat tingginya kasus baru COVID-19 dari varian delta, sehingga pemerintah kembali menetapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4.
Shefo 2023 mengusung tema Penguatan Sinergi dan Inovasi untuk Mewujudkan Indonesia sebagai Pusat Eksyar (Produsen Halal) Dunia. Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), dan Universitas Indonesia (UI).
Forum tersebut diharapkan memberikan pandangan terhadap arah kebijakan BI ke depan serta memunculkan gagasan-gagasan baru di dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air.
"Indonesia membutuhkan semua potensi yang dimilikinya untuk pulih dan bangkit termasuk kontribusi ekonomi syariah di Indonesia," tutur Juda.
Baca juga: Wapres tegaskan "Halal Value Chain" harus saling terintegrasi
Baca juga: KNEKS terus dorong digitalisasi untuk kuatkan rantai nilai halal
Baca juga: Prudential Syariah - PBNU komitmen dorong pertumbuhan ekonomi syariah
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023
Tags: