Ambon (ANTARA) - Sebanyak 15 orang kandidat pekerja migran asal Kota Ambon, Maluku siap diberangkatkan untuk bekerja sebagai perawat lansia di Darwin, Australia.

"Program ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, dengan Global Labour Solutions (GLS) pada tahun 2021, tetapi terhambat pandemi COVID-19, sehingga baru terealisasi di tahun 2023," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Ambon, Stiven Patty di Ambon, Senin.

Ia mengatakan, Pemkot Ambon melakukan kerja sama dengan LGS recruitmen agent di Darwin Australia, untuk penempatan tenaga kerja dan tahap pertama akan bekerja sebagai perawat lansia.

Persiapan keberangkatan, para kandidat pekerja migran telah dibekali pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) selama tiga bulan dan menerima sertifikat.

Pelatihan K3, kata Stiven, merupakan persyaratan dasar untuk dapat bekerja di Australia.

"Dalam pelatihan tersebut, semua kandidat dinyatakan lulus dan memenuhi persyaratan sehingga diberikan sertifikat oleh penyelenggara pelatihan," katanya.

Selain K3, hal lain yang disyaratkan bagi pekerja migran adalah kemampuan bahasa Inggris lewat International English Langguage Testing System (IELTS),

"IELTS adalah persyaratan untuk bahasa Inggris dimana yang skor yang diminta adalah 5,5. GLS selaku penyelenggara sudah mempersiapkan agar para kandidat yang belum mencapai skor dapat mengikuti pelatihan selama tiga bulan sebelum tes," ujarnya.

Direktur GLS Australia, Linda Reeves, menyatakan program kerja sama dengan Pemkot Ambon, bertujuan untuk membuka kesempatan bagi pemuda dan pemudi kota Ambon untuk dapat bekerja di luar negeri dengan batas usia 23-45 tahun.

"Kita upayakan para pekerja migran di April 2023 sudah masuk Australia. Dan Program berikut akan kita buka kembali rekrutmen pekerja Asal Ambon karena di Darwin kekurangan karyawan misalnya untuk bekerja di perkebunan," katanya.

Baca juga: KJRI Kuching dampingi pemulangan 200 WNI bermasalah dari Malaysia
Baca juga: Kepala BP2MI komitmen tindak mafia penempatan ilegal PMI