BPS catat ekonomi RI pada triwulan IV-2022 tumbuh 5,01 persen
6 Februari 2023 15:52 WIB
Pekerja melintasi "pelican crossing" di Jakarta, Senin (6/2/2023). Badan Pusat Statik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,31 persen secara tahunan (yoy), angka tersebut sesuai dengan target APBN 2022 yang dipatok pemerintah sebesar 5,1-5,3 persen (yoy). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.
Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan IV-2022 mampu tumbuh 5,01 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) berkat seluruh lapangan usaha yang tumbuh positif.
"Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makan minum. Namun industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Sektor transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makan minum berhasil tumbuh masing-masing sebesar 16,99 persen (yoy) dan 13,81 persen (yoy), yang didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat serta peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.
Dari subsektor angkutan rel, tercatat tumbuh 61,94 persen (yoy) didorong oleh peningkatan jumlah penumpang dan barang yang diangkut serta peningkatan mobilitas masyarakat saat libur sekolah serta Natal dan tahun baru. Subsektor angkutan udara pun mampu tumbuh 44,07 persen didorong oleh peningkatan jumlah penumpang angkutan udara serta peningkatan jumlah wisatawan mancanegara.
Setelah kedua sektor tersebut, kata Margo, pertumbuhan tertinggi tercatat pada sektor jasa lainnya yang meningkat 11,14 persen (yoy), diikuti jasa perusahaan 10,42 persen (yoy), informasi dan komunikasi 8,75 persen (yoy), perdagangan 6,55 persen (yoy), pertambangan 6,46 persen (yoy), serta industri pengolahan 5,64 persen (yoy),
Lalu, sektor pertanian tumbuh 4,51 persen (yoy), jasa keuangan 3,76 persen (yoy), pengadaan air 2,84 persen (yoy), jasa kesehatan 2,47 persen (yoy), pengadaan listrik dan gas 2,31 persen (yoy), administrasi pemerintahan 1,78 persen (yoy), konstruksi 1,61 persen (yoy), serta jasa pendidikan 0,42 persen (yoy).
"Seluruh sektor utama, yaitu industri pengolahan, perdagangan, pertambangan, pertanian, dan konstruksi melanjutkan tren positif dan tumbuh mengesankan," tuturnya.
Pada triwulan keempat tahun lalu, kata dia, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 1,17 persen. Kemudian diikuti oleh sektor perdagangan 0,84 persen, transportasi dan pergudangan 0,67 persen, informasi dan komunikasi 0,55 persen, serta sektor lainnya 1,78 persen.
Pertumbuhan industri pengolahan didorong oleh hilirisasi dan permintaan luar negeri. Adapun subsektor industri logam dasar berhasil tumbuh sebesar 15,12 persen (yoy) didorong oleh peningkatan produksi feronikel dalam negeri dan meningkatnya permintaan ekspor.
Sementara subsektor industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 8,68 persen (yoy)didorong oleh peningkatan bahan baku pertanian (padi dan sawit) dan peningkatan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan minyak inti sawit mentah (crude palm kernel oil/CPKO), serta tingginya permintaan luar negeri.
Baca juga: Kepala BPS sebut pertumbuhan ekonomi 2022 tertinggi sejak 2013
Baca juga: Ekonom UI: Pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 capai 5,18 - 5,20 persen
Baca juga: IHSG berpeluang menguat seiring rilis pertumbuhan ekonomi
"Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makan minum. Namun industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Sektor transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makan minum berhasil tumbuh masing-masing sebesar 16,99 persen (yoy) dan 13,81 persen (yoy), yang didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat serta peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.
Dari subsektor angkutan rel, tercatat tumbuh 61,94 persen (yoy) didorong oleh peningkatan jumlah penumpang dan barang yang diangkut serta peningkatan mobilitas masyarakat saat libur sekolah serta Natal dan tahun baru. Subsektor angkutan udara pun mampu tumbuh 44,07 persen didorong oleh peningkatan jumlah penumpang angkutan udara serta peningkatan jumlah wisatawan mancanegara.
Setelah kedua sektor tersebut, kata Margo, pertumbuhan tertinggi tercatat pada sektor jasa lainnya yang meningkat 11,14 persen (yoy), diikuti jasa perusahaan 10,42 persen (yoy), informasi dan komunikasi 8,75 persen (yoy), perdagangan 6,55 persen (yoy), pertambangan 6,46 persen (yoy), serta industri pengolahan 5,64 persen (yoy),
Lalu, sektor pertanian tumbuh 4,51 persen (yoy), jasa keuangan 3,76 persen (yoy), pengadaan air 2,84 persen (yoy), jasa kesehatan 2,47 persen (yoy), pengadaan listrik dan gas 2,31 persen (yoy), administrasi pemerintahan 1,78 persen (yoy), konstruksi 1,61 persen (yoy), serta jasa pendidikan 0,42 persen (yoy).
"Seluruh sektor utama, yaitu industri pengolahan, perdagangan, pertambangan, pertanian, dan konstruksi melanjutkan tren positif dan tumbuh mengesankan," tuturnya.
Pada triwulan keempat tahun lalu, kata dia, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 1,17 persen. Kemudian diikuti oleh sektor perdagangan 0,84 persen, transportasi dan pergudangan 0,67 persen, informasi dan komunikasi 0,55 persen, serta sektor lainnya 1,78 persen.
Pertumbuhan industri pengolahan didorong oleh hilirisasi dan permintaan luar negeri. Adapun subsektor industri logam dasar berhasil tumbuh sebesar 15,12 persen (yoy) didorong oleh peningkatan produksi feronikel dalam negeri dan meningkatnya permintaan ekspor.
Sementara subsektor industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 8,68 persen (yoy)didorong oleh peningkatan bahan baku pertanian (padi dan sawit) dan peningkatan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan minyak inti sawit mentah (crude palm kernel oil/CPKO), serta tingginya permintaan luar negeri.
Baca juga: Kepala BPS sebut pertumbuhan ekonomi 2022 tertinggi sejak 2013
Baca juga: Ekonom UI: Pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 capai 5,18 - 5,20 persen
Baca juga: IHSG berpeluang menguat seiring rilis pertumbuhan ekonomi
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: