Polri latih 94 paramedis miliki kualifikasi BTCLS
6 Februari 2023 09:05 WIB
Persiapan upacara pembukaan pelatihan basic trauma and cardiac life support (BTCLS) kepada 94 paramedis Polri di Satlat Brimob, Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/2/2023). ANTARA/Laily Rahmawaty.
Jakarta (ANTARA) - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengadakan pelatihan basic trauma and cardiac life support (BTCLS) kepada 94 paramedis kepolisian dalam rangka meningkatkan kualifikasi penanganan kasus trauma atau cedera guna mendukung tugas kepolisian dalam situasi kontijensi.
Pelatihan berlangsung selama lima hari, dibuka secara resmi dengan upacara di Pusat Pelatihan Brimob, Korps Brimob, Cikeas, Jawa Barat, Senin.
"Tujuan pelatihan ini menyiapkan personel kesehatan Polri yang memiliki kompetensi basic trauma and cardiac life support dalam rangka mendukung operasi kepolisian dalam situasi kontijensi dan krisis kesehatan," kata Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri Irjen Pol. Asep Hendradiana.
Baca juga: Pengajar Inggris nilai keseriusan Kapolri benahi sepak bola Indonesia
Peserta pelatihan BTCLS ini adalah paramedis Polri yang berasal dari satuan Brimob, Lemdiklat dan fungsi dokter kesehatan (dokkes) kewilayahan (polda/polres).
Latar belakang dilaksanakannya pelatihan ini, kata Asep, dalam berbagai operasi kepolisian utamanya yang dilaksanakan oleh Brimob dalam situasi kontijensi selama ini di lapangan juga bekerja sama dengan Dokkes Polri dalam penanganan korban baik itu bencana alam, kecelakaan, atau krisis kesehatan lainnya.
Untuk itu Polri membutuhkan personel dengan kualifikasi atau kompetensi BTCLS untuk meminimalisir angka kesakitan dan angka kematian korban.
"Petugas yang dilatih adalah yang belum memiliki kualifikasi BTCLS," kata Asep.
Adapun target yang ingin dicapai dari pelatihan ini, adalah tersedianya personel kesehatan Polri dengan kualifikasi atau kompetensi BTCLS yang siap mendukung operasi kepolisian dalam situasi kontijensi dan krisis kesehatan.
"Personel Polri dengan kompetensi BTCLS siap mendukung operasi kepolisian baik dalam situasi kontijensi maupun krisis kesehatan," kata Asep.
Merujuk dari laman Dinas Kesehatan DKI Jakarta, BTCLS adalah pelatihan yang menyediakan suatu metoda yang dipercaya dalam penanganan kasus trauma dan pengetahuan dasar kepada perawatan.
Pelatihan ini menerapkan konsep sederhana, yaitu terbentuknya pendekatan ABCDEFGH untuk mengevaluasi dan menanggulangi penderita cedera.
Disebutkan juga, pelatihan BTCLS menekankan bahwa cidera dapat menyebabkan kematian dalam waktu cepat. Sehingga pelatihan ini penting untuk dipelajari konsep-konsep tersebut agar semakin efektif dalam memberikan pertolongan.
Kompetensi yang menjadi tujuan dari pelatihan BTCLS adalah, paramedis mampu melakukan bantuan hidup dasar (BHD), mampu melakukan penilaian awal (initial assessment), mampu melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan pernafasan dan jalan nafas (airway and breathing), mampu melakukan penatalaksanaan pasien akibat trauma : kepala dan spinal, thorak dan abdomen, musculaskeletal dan luka bakar,
Kemudian, mampu melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan sirkulasi, mampu melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler, mampu melakukan penatalaksanaan rujukan, dan mampu melakukan triage pasien.
Baca juga: Ketua MPR RI apresiasi pagelaran wayang kulit sinergisme TNI-Polri
Baca juga: Pengamat sebut budaya militeristik masih melekat di Polri
Pelatihan berlangsung selama lima hari, dibuka secara resmi dengan upacara di Pusat Pelatihan Brimob, Korps Brimob, Cikeas, Jawa Barat, Senin.
"Tujuan pelatihan ini menyiapkan personel kesehatan Polri yang memiliki kompetensi basic trauma and cardiac life support dalam rangka mendukung operasi kepolisian dalam situasi kontijensi dan krisis kesehatan," kata Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri Irjen Pol. Asep Hendradiana.
Baca juga: Pengajar Inggris nilai keseriusan Kapolri benahi sepak bola Indonesia
Peserta pelatihan BTCLS ini adalah paramedis Polri yang berasal dari satuan Brimob, Lemdiklat dan fungsi dokter kesehatan (dokkes) kewilayahan (polda/polres).
Latar belakang dilaksanakannya pelatihan ini, kata Asep, dalam berbagai operasi kepolisian utamanya yang dilaksanakan oleh Brimob dalam situasi kontijensi selama ini di lapangan juga bekerja sama dengan Dokkes Polri dalam penanganan korban baik itu bencana alam, kecelakaan, atau krisis kesehatan lainnya.
Untuk itu Polri membutuhkan personel dengan kualifikasi atau kompetensi BTCLS untuk meminimalisir angka kesakitan dan angka kematian korban.
"Petugas yang dilatih adalah yang belum memiliki kualifikasi BTCLS," kata Asep.
Adapun target yang ingin dicapai dari pelatihan ini, adalah tersedianya personel kesehatan Polri dengan kualifikasi atau kompetensi BTCLS yang siap mendukung operasi kepolisian dalam situasi kontijensi dan krisis kesehatan.
"Personel Polri dengan kompetensi BTCLS siap mendukung operasi kepolisian baik dalam situasi kontijensi maupun krisis kesehatan," kata Asep.
Merujuk dari laman Dinas Kesehatan DKI Jakarta, BTCLS adalah pelatihan yang menyediakan suatu metoda yang dipercaya dalam penanganan kasus trauma dan pengetahuan dasar kepada perawatan.
Pelatihan ini menerapkan konsep sederhana, yaitu terbentuknya pendekatan ABCDEFGH untuk mengevaluasi dan menanggulangi penderita cedera.
Disebutkan juga, pelatihan BTCLS menekankan bahwa cidera dapat menyebabkan kematian dalam waktu cepat. Sehingga pelatihan ini penting untuk dipelajari konsep-konsep tersebut agar semakin efektif dalam memberikan pertolongan.
Kompetensi yang menjadi tujuan dari pelatihan BTCLS adalah, paramedis mampu melakukan bantuan hidup dasar (BHD), mampu melakukan penilaian awal (initial assessment), mampu melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan pernafasan dan jalan nafas (airway and breathing), mampu melakukan penatalaksanaan pasien akibat trauma : kepala dan spinal, thorak dan abdomen, musculaskeletal dan luka bakar,
Kemudian, mampu melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan sirkulasi, mampu melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler, mampu melakukan penatalaksanaan rujukan, dan mampu melakukan triage pasien.
Baca juga: Ketua MPR RI apresiasi pagelaran wayang kulit sinergisme TNI-Polri
Baca juga: Pengamat sebut budaya militeristik masih melekat di Polri
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023
Tags: