JAKARTA (ANTARA) - Sebagai makhluk sosial, dalam aktivitas keseharian, seseorang harus berinteraksi dengan orang lain, baik di lingkungan rumah maupun kantor sebagai tempat bekerja.
Andai semua orang itu baik dan menyenangkan, tentu tidak akan menimbulkan masalah. Masalah muncul karena seseorang berurusan dengan banyak individu, dengan beragam watak. Dari pergaulan itulah seseorang tak jarang kecewa, kesal, marah, hingga terluka hatinya.
Lebih menyedihkan lagi ketika berurusan dengan para penyumbang luka itu bukan hanya sehari atau seminggu, melainkan dalam jangka lama. Karena, seseorang tidak bisa menentukan sepenuhnya siapa saja tetangga dan rekan kerja yang selalu terlibat dalam keseharian.
Berharap mereka memahami perasaan orang lain dan mengubah sikap buruknya bukan asa yang bisa dipastikan. Yang paling mungkin dilakukan adalah membenahi hati sendiri dengan tidak gampang baper (terbawa perasaan), mengabaikan hal-hal yang tidak menyenangkan, lantas berfokus hanya pada hal yang menggembirakan.
Karena luka dan kecewa terkadang datang silih berganti, maka persoalan menjaga hati agar tetap damai adalah urusan jangka panjang. Demi menjaga hati agar tidak rapuh menghadapi bermacam situasi, terapi hati secara berkala bisa menjadi pilihan.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan, salah satunya dengan mengerjakan aktivitas yang mampu menghadirkan kegembiraan atau menciptakan sensasi terang di hati.
Menurut Galang Lufityanto, M.Psi., PhD., psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, melakukan hobi dapat memunculkan perasaan bahagia.
Dijelaskannya, riset di bidang ilmu saraf menemukan setidaknya ada dua senyawa kimia dalam tubuh yang memicu rasa bahagia, yaitu hormon endorfin dan dopamin
Meski tidak otomatis menghilangkan kesedihan, melakoni hobi setidaknya akan "mengelabuhi" hati untuk mengesampingkan luka yang tidak perlu dirasa.
Peneliti di bidang neuropsikologi itu menyebutkan, endorfin diproduksi tubuh ketika seseorang melakukan hal yang disukai. Dengan demikian, menjalani hobi bisa memicu produksi hormon endorfin.
Yang kedua hormon dopamin, yang diproduksi ketika seseorang mendapatkan apa yang direncanakan.
Galang, Wakil Dekan 1 Fakultas Psikologi UGM, itu menjelaskan kerja kedua hormon tersebut terkait dengan hobi yang dijalani untuk mencapai tujuan tertentu, semisal bisnis.
Bila kesibukan seseorang tidak memungkinkan untuk menjalani hobi yang menguras waktu, bisa melakukan hobi ringan yang dapat dikerjakan di sekitar rumah, misalnya, berkebun, bercengkerama dengan binatang peliharaan, bermain musik, hingga menulis. Hobi memasak juga mampu menghadirkan kesenangan.
Selain hobi yang sudah lazim dilakukan banyak orang tersebut, di kala libur, luangkan waktu barang sehari, misalnya, dengan bertualang tipis-tipis, bukan bertualang "berat" yang membutuhkan waktu lama dan menguras tenaga dan pikiran.
Berikut adalah deretan hobi yang patut dicoba untuk melakukan terapi hati.
Petualangan ringan
Tidak perlu pergi sejauh mungkin dan menghilang dari tempat tinggal hanya untuk menyembuhkan kekecewaan hati. Bila Presiden Jokowi memiliki aktivitas yang disebut blusukan, maka petualangan ringan arau tipis-tipis ini biea dinamai mblangsak atau dalam terjemahan bebasnya adalah bepergian tanpa rencana, arah, dan tujuan. Berbeda dengan pergi yang terencana dan jelas mau ke mana, mblangsak ini akan menimbulkan sensasi tersendiri karena pelaku akan memperoleh banyak kejutan selama perjalanan.
Teknisnya seperti ini. Siapkanlah sepeda motor sehat untuk digunakan pada medan setengah offroad. Jangan gunakan mobil karena menyetir kendaraan roda empat artinya hanya akan menyusuri jalan besar. Itu terlalu biasa. Jangan lupa bawa air minum dan camilan yang cukup untuk sebuah perjalanan yang tak tentu arah. Pergilah keluar rumah sekira 10-an kilometer dengan mengambil jalan selain rute rutin yang biasa dilintasi ketika pergi ke kantor atau pergi sehari-hari.
Setelah berada jauh dari lingkungan rumah dan mulai menemukan kawasan yang asing, petualangan ringan sudah bisa dimulai. Berkendaralah terus menelusuri jalan-jalan asing. Jangan takut dengan jalanan jelek atau melintasi gang. Terus saja melaju dengan menikmati pemandangan sekitar yang tentu saja pemandangan baru karena merupakan lingkungan asing. Turuti saja keinginan mau arah ke mana dan belok ke mana. Jangan sekali-kali menggunakan bantuan aplikasi penunjuk jalan karena sang petualang akan kehilangan keseruannya. Serunya ketika kesasar, menemui jalan buntu, dan harus putar balik, serta berpikir untuk mencari jalan lain yang lebih prospektif untuk disusuri. Jalanan prospektif adalah yang banyak “menghadiahi” kejutan. Semisal, ada danau, hamparan sawah hijau, perkebunan, kolam pemancingan, rumah unik dan lain sebagainya yang jarang dijumpai di jalanan raya.
Setelah puas dengan menemukan banyak kejutan, jika hendak pulang bisa gunakan insting arah mata angin, kira-kira ke arah mana rumah sendiri berada. Dengan setengah menerka-nerka susuri jalan ke arah pulang. Karena sifatnya mencoba-coba, maka pengalaman baru pun akan didapatkan. Seperti ketika berhasil memecahkan teka-teki di mana ujung jalan panjang yang dilalui. Begitu ketemu tembusan jalan raya yang diketahui, hati terasa bersorak karena jalan menuju pulang telah ditemukan.
Acara mblangsak ini bisa dilakukan tatkala hati sedang suntuk. Kegiatan ini lumayan bisa membuat hati berdebar-debar saat nyasar seperti orang hilang. Namun petualangan jenis ini agak sulit dilakukan untuk seseorang yang tinggal di kota besar. Agak sulit bukan berarti tidak bisa, hanya saja jenis kejutannya yang berbeda.
Menikmati kegiatan di rumah
Bila cuaca sedang tidak bersahabat dan tidak bisa bertualang dengan kendaraan roda dua, seseorang bisa menikmati kegiatan di rumah sebagai bagian dari terapi hati, asal setiap prosesnya diresapi.
Berkebun bisa menjadi pilihan karena kegiatan yang lebih mendekatkan dengan alam ini bisa memberi keasyikan yang menggembirakan.
Bergumul dengan tanah, air, dan tanaman menjadi hal yang menyenangkan. Berawal dari menabur benih lalu menunggu waktu hingga tumbuh tunas, bisa menimbulkan perasaan harap-harap cemas. Bagi “tukang kebun” amatiran, proses menabur benih hingga tumbuh tunas adalah tantangan. Ketika berhasil pun tidak lantas berhenti sampai di situ, tantangan berikutnya adalah membesarkannya. Dengan memelihara dan merawat tanaman serta mengikuti proses tumbuh kembangnya, seseorang akan memanen kesenangan pada setiap tahapan itu.
Selain berkebun, memelihara binatang kesayangan dan bercengkerama dengannya juga merupakan rekreasi gratis yang bisa dinikmati setiap hari. Ketika berinteraksi dengan sesama manusia terkadang memunculkan konflik, maka bergaul akrab dengan hewan peliharaan bisa jadi hiburan. Adakalanya satwa memiliki rasa sayang yang lebih tulus kepada kita.
Bermusik atau menulis
Sudah menjadi pengetahuan bersama bahwa menyalurkan hobi bermain musik bisa menjadi hiburan. Musik adalah bahasa cinta universal, memantik rasa gembira baik bagi yang memainkan maupun orang lain yang menikmatinya.
Hobi lain yang bisa dicoba sebagai proses terapi hati adalah menulis. Aktivitas menulis dapat menjadi cara merilis emosi. Hal-hal yang membebani perasaan yang tak mampu diungkapkan dengan lisan, bisa ditumpahkan dalam tulisan. Bentuknya boleh apa saja, mulai dari buku harian, dituang dalam cerita, atau sekalian dianalisis dalam format artikel.
Untuk jangka pendek, menulis bisa melegakan hati, sedangkan bonus jangka panjang bisa dikreasikan menjadi sebuah karya.
Melukis
Siapa bilang melukis hanya berhak dilakukan oleh para pemilik bakat? Orang awam pun bisa mengekspresikan beragam hal dalam dirinya dalam bentuk visual. Bisa di atas kanvas atau kertas dengan pewarna sesuai selera.
Melukis juga bisa menjadi media ekspresi yang pas sehingga dapat pula menghadirkan kesenangan dan kegembiraan. Sisihkan penilaian subjektif orang lain atas hasil karya rupa itu. Nikmati prosesnya, resapi sejarah bagaimana lukisan itu tercipta.
Manjakan diri dengan terapi diri.
Artikel
Terapi hati dengan melakoni hobi
Oleh Sizuka
4 Februari 2023 15:37 WIB
Menelusuri jalanan perkampungan, seseorang bisa menemukan banyak "kejutan" yang menggembirakan. ANTARA/Sizuka
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023
Tags: