Jakarta (ANTARA) - Kepala Biro Komunikasi Publik Umum dan Kesekretariatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Driszal Friyantoni menyebutkan kantor BRIN cabang Pasuruan ditutup sejak 31 Desember 2022 lalu karena saat ini pihaknya sedang melakukan upaya sentralisasi.

Driszal mengatakan saat ini BRIN sedang mengonsolidasikan sumber daya yang ada baik dari sisi sumber daya manusia (SDM), infrastruktur hingga anggaran.

“Pasuruan tempat pengamatan atmosfer. Peralatannya ada di mana-mana juga. Itu semua karena konsolidasi, kita pusatkan di satu tempat peralatan-peralatan itu,” katanya saat ditemui Antara di Kantor BRIN, Jakarta Pusat, Jumat.

Driszal menjelaskan sebelum BRIN dibentuk, infrastruktur periset ada di beragam tempat bahkan beririsan dengan kementerian/lembaga lain di suatu daerah.

Baca juga: Periset BRIN raih penghargaan pahlawan inovator berkat inovasi satelit

Baca juga: BRIN kembangkan teknologi pengolahan emas tanpa merkuri


Menurutnya, hal tersebut sangat tidak efisien karena utilitas atau daya guna dari sumber daya yang berjumlah sangat banyak itu menjadi rendah karena hanya digunakan oleh orang di unit tersebut.

Padahal biaya infrastruktur seperti alat-alat periset hingga biaya perawatannya sangat mahal sehingga dari sisi anggaran pun menjadi tidak efisien.

“Utilisasinya rendah sekali padahal alat itu mahal, kan sayang. Dia enggak bisa digunakan secara continue tapi sewaktu-waktu saja,” ujarnya.

Oleh sebab itu, BRIN melakukan sentralisasi dengan membangun suatu kawasan yang menjadi pusat riset dengan dilengkapi oleh alat-alat canggih.

Nantinya, jika periset akan melakukan penelitian maka mereka dapat mengunjungi kawasan tersebut seperti Observatorium Timau di Nusa Tenggara Timur (NTT) atau terkait penerbangan di Cibinong.

"Kita memusatkan, di situ kita bangun peralatan yang canggih sehingga bisa digunakan siapa pun,” katanya.

Selain itu, pemerintah pun bisa lebih memantau daya guna infrastruktur riset melalui dibangunnya kawasan tersebut karena fasilitas yang ada tidak hanya bisa digunakan oleh periset namun juga masyarakat.

Sementara untuk SDM yang sebelumnya berkantor di kantor BRIN cabang Pasuruan selanjutnya bisa bekerja melalui Co Working Space (CWS) terdekat seperti di Surabaya dan Purwodadi.

“Makanya Pasuruan itu bukan ditutup tapi kita alihkan kegiatannya ke lokasi lain, jadi lebih efektif,” ucap Driszal.*

Baca juga: Didesak mundur DPR, BRIN: Upaya perubahan pasti timbulkan reaksi

Baca juga: DPR bakal pertanyakan program Ina-TEWS diduga dihentikan BRIN