Jepang pertimbangkan acara kelulusan sekolah tanpa masker
3 Februari 2023 18:49 WIB
Arsip - Warga sambil memakai masker berjalan di bawah dekorasi Tahun Baru di jalan Nakamise yang mengarah ke kuil Senso-ji di distrik Asakusa, tempat wisata populer, di tengah pandemi COVID-19, di Tokyo, Jepang, 9 Januari 2023. (ANTARA/REUTERS/Issei Kato/as)
Tokyo (ANTARA) - Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk mencabut rekomendasi agar warga memakai masker pada acara kelulusan dan masuk sekolah pada musim semi ini, kata seseorang yang mengetahui hal itu, Jumat.
Pertimbangan dilakukan setelah menilai bahwa risiko infeksi COVID-19 pada acara-acara seperti itu rendah.
Keputusan tentang hal itu kemungkinan akan dibuat awal bulan ini berdasarkan penilaian para ahli, kata orang tersebut.
Jepang saat ini berupaya menormalkan langkah-langkah kesehatan masyarakat ke tingkat prapandemi setelah memerangi COVID-19 selama tiga tahun.
Pemerintah setempat sudah berencana mengklasifikasi ulang virus corona jenis baru ke kategori medis yang sama dengan penyakit umum menular lain, seperti influenza musiman, mulai 8 Mei.
Rencana itu membuka jalan bagi upaya melonggarkan aturan-aturan pencegahan lebih lanjut.
Keputusan tentang pemakaian masker, di dalam maupun luar ruangan, akan diserahkan pada masing-masing individu.
Para anggota parlemen telah menyerukan pelonggaran terhadap aturan pemakaian masker di sekolah sebelum virus itu diklasifikasi ulang.
Seruan itu muncul dengan mempertimbangkan bahwa murid yang lulus dari sekolah menengah pertama dan atas pada musim semi ini telah menghabiskan tiga tahun mereka dengan pembatasan COVID-19.
Meskipun Jepang tidak pernah secara resmi mewajibkan pemakaian masker, "panduan pengelolaan kebersihan" yang dikeluarkan kementerian pendidikan bagi SD hingga SMA merekomendasikan agar peserta acara masuk sekolah dan kelulusan memakai masker sebagai tindakan pencegahan virus corona.
Pemerintah percaya risiko infeksi rendah karena pada acara semacam itu siswa jarang bercakap-cakap sehingga memakai masker dianggap tidak perlu, kata orang tersebut.
Namun demikian, tidak seorang pun akan dipaksa untuk melepas masker mereka, kata dia.
Murid-murid sekolah memakai masker berdasarkan pedoman kementerian ketika mereka sulit menjaga jarak dari orang lain di dalam ruangan.
Menteri Pendidikan Jepang Keiko Nagaoka mengatakan pada Kamis (2/2) bahwa dia berharap para siswa diizinkan untuk menghadiri acara kelulusan mereka--biasanya digelar pada Maret--tanpa keharusan memakai masker.
Namun, dia juga mengatakan bahwa pada akhirnya keputusan soal hal itu berada di tangan masing-masing keluarga.
Sumber: KYODO-OANA
Baca juga: Panel kesehatan Jepang setuju turunkan kategori COVID-19
Baca juga: Jepang bahas penurunan klasifikasi COVID-19
Pertimbangan dilakukan setelah menilai bahwa risiko infeksi COVID-19 pada acara-acara seperti itu rendah.
Keputusan tentang hal itu kemungkinan akan dibuat awal bulan ini berdasarkan penilaian para ahli, kata orang tersebut.
Jepang saat ini berupaya menormalkan langkah-langkah kesehatan masyarakat ke tingkat prapandemi setelah memerangi COVID-19 selama tiga tahun.
Pemerintah setempat sudah berencana mengklasifikasi ulang virus corona jenis baru ke kategori medis yang sama dengan penyakit umum menular lain, seperti influenza musiman, mulai 8 Mei.
Rencana itu membuka jalan bagi upaya melonggarkan aturan-aturan pencegahan lebih lanjut.
Keputusan tentang pemakaian masker, di dalam maupun luar ruangan, akan diserahkan pada masing-masing individu.
Para anggota parlemen telah menyerukan pelonggaran terhadap aturan pemakaian masker di sekolah sebelum virus itu diklasifikasi ulang.
Seruan itu muncul dengan mempertimbangkan bahwa murid yang lulus dari sekolah menengah pertama dan atas pada musim semi ini telah menghabiskan tiga tahun mereka dengan pembatasan COVID-19.
Meskipun Jepang tidak pernah secara resmi mewajibkan pemakaian masker, "panduan pengelolaan kebersihan" yang dikeluarkan kementerian pendidikan bagi SD hingga SMA merekomendasikan agar peserta acara masuk sekolah dan kelulusan memakai masker sebagai tindakan pencegahan virus corona.
Pemerintah percaya risiko infeksi rendah karena pada acara semacam itu siswa jarang bercakap-cakap sehingga memakai masker dianggap tidak perlu, kata orang tersebut.
Namun demikian, tidak seorang pun akan dipaksa untuk melepas masker mereka, kata dia.
Murid-murid sekolah memakai masker berdasarkan pedoman kementerian ketika mereka sulit menjaga jarak dari orang lain di dalam ruangan.
Menteri Pendidikan Jepang Keiko Nagaoka mengatakan pada Kamis (2/2) bahwa dia berharap para siswa diizinkan untuk menghadiri acara kelulusan mereka--biasanya digelar pada Maret--tanpa keharusan memakai masker.
Namun, dia juga mengatakan bahwa pada akhirnya keputusan soal hal itu berada di tangan masing-masing keluarga.
Sumber: KYODO-OANA
Baca juga: Panel kesehatan Jepang setuju turunkan kategori COVID-19
Baca juga: Jepang bahas penurunan klasifikasi COVID-19
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023
Tags: