Wakil Ketua MPR dukung peningkatan kompetensi lulusan perguruan tinggi
3 Februari 2023 18:30 WIB
Tangkapan layar - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam Forum Diskusi Denpasar 12 Edisi 133 bertajuk “Sinergi Strategis Pemberdayaan Pemuda Tahun 2023”, sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Rerie Lestari Moerdijat di Jakarta, Rabu (18/1/2023). (ANTARA/Tri Meilani Ameliya)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong upaya peningkatan keterampilan serta pengetahuan lulusan perguruan tinggi guna memenuhi kesesuaian dengan kebutuhan dunia kerja.
Menurut Lestari, dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat, hal itu juga penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dengan produktivitas tinggi guna menjawab tantangan persaingan global.
"Diakui untuk menjalani satu profesi dengan maksimal, seseorang memerlukan sejumlah keterampilan agar mampu menjalankan profesi itu dengan baik," katanya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat hanya sekira 20 persen lulusan perguruan tinggi yang bekerja sesuai program studi yang dipelajarinya.
Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2022 mencatat tingkat pengangguran Indonesia sebesar 5,83 persen dari total penduduk usia kerja sebanyak 208,54 juta orang. Dari jumlah tersebut, 14 persen di antaranya adalah lulusan jenjang diploma dan sarjana (S1).
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Kepemimpinan RI di ASEAN dapat wujudkan target
Perempuan yang akrab disapa Rerie itu meyakini kesiapan matang lewat kolaborasi sejumlah pihak antara kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian (K/L) dengan pihak swasta perlu untuk mendorong agar lulusan perguruan tinggi dapat diserap sesuai kebutuhan dunia usaha.
Rerie, yang juga Anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah tersebut, mendorong agar program praktisi mengajak digalakkan untuk menutup kesenjangan antara kompetensi lulusan perguruan tinggi dan kebutuhan industri atau dunia kerja.
Oleh karena itu, dia meyakini secara jangka panjang diperlukan sistem pendidikan nasional yang mampu melahirkan SDM unggul dengan produktivitas tinggi di dunia kerja.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu juga mendorong peningkatan kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri dalam upaya membangun anak bangsa yang tangguh dan berdaya saing.
Lebih jauh, dia meminta para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah harus berkomitmen kuat dalam memenuhi kecukupan gizi dan layanan kesehatan setiap anak bangsa dalam keseharian mereka.
Rerie optimistis pemenuhan gizi yang cukup sejak dini dan sistem pendidikan yang mampu menjawab tantangan dunia kerja dapat mewujudkan anak bangsa yang tangguh dan berdaya saing di masa datang adalah sebuah keniscayaan.
Baca juga: Sri Mulyani harap alumni LPDP bisa kembali ke Indonesia
Menurut Lestari, dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat, hal itu juga penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dengan produktivitas tinggi guna menjawab tantangan persaingan global.
"Diakui untuk menjalani satu profesi dengan maksimal, seseorang memerlukan sejumlah keterampilan agar mampu menjalankan profesi itu dengan baik," katanya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat hanya sekira 20 persen lulusan perguruan tinggi yang bekerja sesuai program studi yang dipelajarinya.
Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2022 mencatat tingkat pengangguran Indonesia sebesar 5,83 persen dari total penduduk usia kerja sebanyak 208,54 juta orang. Dari jumlah tersebut, 14 persen di antaranya adalah lulusan jenjang diploma dan sarjana (S1).
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Kepemimpinan RI di ASEAN dapat wujudkan target
Perempuan yang akrab disapa Rerie itu meyakini kesiapan matang lewat kolaborasi sejumlah pihak antara kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian (K/L) dengan pihak swasta perlu untuk mendorong agar lulusan perguruan tinggi dapat diserap sesuai kebutuhan dunia usaha.
Rerie, yang juga Anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah tersebut, mendorong agar program praktisi mengajak digalakkan untuk menutup kesenjangan antara kompetensi lulusan perguruan tinggi dan kebutuhan industri atau dunia kerja.
Oleh karena itu, dia meyakini secara jangka panjang diperlukan sistem pendidikan nasional yang mampu melahirkan SDM unggul dengan produktivitas tinggi di dunia kerja.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu juga mendorong peningkatan kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri dalam upaya membangun anak bangsa yang tangguh dan berdaya saing.
Lebih jauh, dia meminta para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah harus berkomitmen kuat dalam memenuhi kecukupan gizi dan layanan kesehatan setiap anak bangsa dalam keseharian mereka.
Rerie optimistis pemenuhan gizi yang cukup sejak dini dan sistem pendidikan yang mampu menjawab tantangan dunia kerja dapat mewujudkan anak bangsa yang tangguh dan berdaya saing di masa datang adalah sebuah keniscayaan.
Baca juga: Sri Mulyani harap alumni LPDP bisa kembali ke Indonesia
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023
Tags: