Jakarta (ANTARA) – PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) mencetak kinerja cemerlang sepanjang 2022 dengan peningkatan laba signifikan yang ditopang pertumbuhan premi, hasil underwriting, dan hasil investasi yang impresif.


Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022 unaudited yang dipublikasikan di laman resminya, Tugure tercatat membukukan laba setelah pajak senilai Rp104,83 miliar.




Realisasi itu meningkat hingga 290,21% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Sebagai informasi, pada 31 Desember 2021, Perseroan tercatat membukukan laba setelah pajak Tugure sebesar Rp26,87miliar.




Adapun klaim bruto mengalami penurunan 8,62% dibanding tahun sebelumnya, yakni dari Rp1,42 triliun menjadi Rp1,29 triliun.




Sepanjang 2022, Tugure membukukan pendapatan premi senilai Rp2,81 triliun atau meningkat 24,16% (yoy). Hal ini berdampak pada melonjaknya hasil underwriting Tugure yakni 3.396% (yoy) dari Rp1,18 miliar pada 31 Desember 2021 menjadi Rp41,22 miliar pada akhir tahun lalu.




Pada saat yang sama, Tugure membukukan hasil investasi senilai Rp137,38 miliar atau meningkat 25,02% dari Rp109,89 miliar pada 31 Desember 2021.




Direktur Keuangan Tugure Dradjat Irwansyah mengatakan peningkatan premi yang dibukukan Perseroan sejalan dengan pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19.




Di sisi lain, penurunan nilai klaim bruto Tugure sepanjang 2022 didukung oleh upaya Perseroan dalam melakukan kebijakan rebalancing portfolio bisnis.




Selain itu, jelas dia, pihaknya mampu memaksimalkan hasil investasi dengan strategi penataan portofolio yang terukur sejalan dengan kian kondusifnya kondisi ekonomi.




“Hasil itu menunjukkan Tugure mampu mencatatkan pertumbuhan bisnis yang tangguh sepanjang 2022,” jelasnya, Kamis (2/2/2023).




Kinerja positif dan prospek menjanjikan dari Tugure juga sebelumnya telah mendapatkan pengakuan dari Fitch Ratings Indonesia yang mempertahankan peringkat National Insurer Financial Strength (IFS) TuguRe di 'A+(idn)' dengan Outlook Stabil.




Aset dan RBC yang kuat




Adapun, nilai aset Tugure per 31 Desember 2022 meningkat 20,06% (yoy) menjadi Rp5,22 triliun dari Rp4,35 triliun pada tahun sebelumnya. Hal itu didukung pertumbuhan investasi yang mencapai 16,34% (yoy) menjadi Rp2,41 triliun.




Dengan metodologi pencadangan teknis yang lebih konservatif, tingkat batas rasio solvabilitas atau rasio modal berbasis risiko (Risk Based Capital/RBC) TuguRe mencapai 221% pada akhir 2022. Capaian itu jauh di atas batas minimum RBC untuk reasuransi sebagaimana ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan sebesar 120%.




Sejak 2018, Tugure telah merubah metode pencadangan menjadi lebih konservatif sehingga memberikan perubahan yang cukup signifikan bagi kinerja Perseroan sejak 2019. Metode pencadangan itu terbukti ampuh menjaga kinerja perusahaan di tengah pandemi yang turut memengaruhi secara masif kondisi ekonomi nasional dan bahkan global.




“Tugure akan memastikan mampu memenuhi kewajiban masa depan dengan mempertahankan rasio RBC di atas 200%, seperti yang dilakukan selama tiga tahun terakhir”, pungkas Dradjat.