Kupang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Timur menargetkan penambahan 150 ribu pengguna menggunakan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) di provinsi berbasis kepulauan itu pada 2023.

“Untuk mencapai hal itu kami akan lebih gencar lagi melakukan sosialisasi dan mengajak masyarakat mencoba pembayaran dengan QRIS melalui QRIS experience, di berbagai komunitas seperti universitas dan rumah ibadah,” kata Kepala Perwakilan BI Nusa Tenggara Timur Stefanus Donny H. Heatubun di Kupang, Jumat.

Dia mengatakan bahwa secara menyeluruh tren penggunaan QRIS di NTT setiap tahun terus meningkat jumlahnya.

Pihaknya mencatat selama tahun 2022 tercatat sebanyak 137.459 penduduk NTT yang telah menggunakan QRIS setidaknya satu kali untuk melakukan transaksi.

Jumlah penduduk yang telah menggunakan QRIS tersebut meningkat pesat karena pada tahun sebelumnya yakni pada tahun 2021 hanya tercatat sekitar 15 ribu penduduk.

Baca juga: BI optimistis inflasi NTT pada 2023 turun di level sasaran

Baca juga: BI perkuat tiga langkah pemulihan ekonomi NTT di 2023


Dia menjelaskan bahwa sebagai sistem pembayaran non-tunai yang baru diluncurkan pada tahun 2019, QRIS merupakan sistem pembayaran yang Cepat, Mudah, Mirah, Aman, dan Andal (Cemumuah).

“BI terus berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan QRIS melalui sisi supply (merchant QRIS) dan demand (pengguna QRIS),” tambah dia.

Dari sisi supply, BI mendorong pertumbuhan pedagang pengguna QRIS (yang selama ini disebut merchant) dengan meluncurkan program pasar SIAP QRIS.

Selama tahun 2022, sejumlah pasar tradisional di NTT seperti Pasar Oeba, Pasar Kasih Naikoten, Pasar Baru Atambua, Pasar Boubou, dan Pasar Nataga ditetapkan sebagai pasar SIAP QRIS.

Selain itu juga n salah satu pusat perbelanjaan Transmart Kupang juga ditetapkan sebagai pusat perbelanjaan SIAP QRIS. Melalui perluasan merchant QRIS, jumlah merchant di akhir tahun 2022 tercatat sebanyak 141.727 pedagang.

Selama bulan Januari hingga Oktober 2022, di Provinsi NTT terdapat 952.073 transaksi QRIS dengan total nominal sebesar Rp129,83 miliar dengan mayoritas transaksi terjadi di Kota Kupang.

Selain untuk kegiatan perdagangan, terdapat berbagai merchant QRIS yang menggunakan QRIS dalam skema lainnya, yaitu untuk melakukan transaksi pemerintah daerah, parkir, sumbangan sosial di rumah ibadah.

Terkait tantangan ujar dia, belum banyak masyarakat mendapat informasi dan merasakan cara dan manfaat dari penggunaan QRIS.

Baca juga: BI perkirakan ekonomi NTT tumbuh berkisar 4,31-5,11 persen di 2023

Baca juga: Bank Mandiri kembangkan layanan digital di Kupang dan Labuan Bajo