Jayapura (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Jayapura Jefri de Fretes menyatakan tingkat inflasi tahunan di wilayah Kota Jayapura mencapai 5,26 persen atau di bawah inflasi nasional yang tercatat 5,51 persen. "Memang benar tingkat inflasi tahunan di Kota Jayapura di bulan Januari 2023 tercatat 5,26 persen atau menurun 0,60 persen dibanding bulan Desember 2022 yang tercatat 5,81 persen. Penurunan ini disebabkan harga beberapa komoditas mengalami penurunan, seperti tiket dan harga ikan," kata Jefri de Fretes, di Jayapura, Kamis.

Dia menjelaskan, walaupun secara tahunan Kota Jayapura mengalami inflasi 5,26 persen, namun bila dilihat secara bulanan maka terjadi deflasi 0,55 persen yang berarti harga-harga terkendali dan cenderung turun.

Penurunan itu disebabkan beberapa faktor, di antaranya harga ikan dan tiket turun.

Tetapi ada juga beberapa komoditas masih tinggi seperti cabai rawit, namun tidak serendah beberapa komoditas penyumbang deflasi seperti transportasi, informasi komunikasi jasa keuangan dan makan minuman juga mengalami penurunan yaitu harga cabai rawit dan kangkung turun.

Petugas BPS senantiasa melakukan pencatatan, sehingga dapat diketahui perubahan harganya, kata Jefri.

Dia menyatakan pula, untuk menurunkan inflasi maka berbagai upaya dilakukan pemerintah, di antaranya melakukan operasi pasar dan pasar murah serta menggunakan penanaman cabai di lahan-lahan kosong mengingat cabai rawit khususnya juga menjadi salah satu penyebab inflasi.

Selain itu, menggalakkan produksi peternak lokal dengan memberikan harga pakan yang kompetitif sehingga harga telur bisa lebih rendah dari telur antarpulau yang dipasok dari Surabaya.

"Banyak cara yang bisa dilakukan pemkot bersama tim pengendali inflasi daerah (TPID) agar tidak naik," kata Kepala BPS Kota Jayapura Jefri de Fretes itu pula.

Baca juga: Kota Jayapura alami inflasi tertinggi
Baca juga: Pemkot Jayapura alokasikan anggaran Rp4 miliar untuk tekan inflasi