Perkemi mulai digitalisasi pranata manajemen dana organisasi
3 Februari 2023 00:29 WIB
Ketua Umum Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia Agus setiadji (kanan) didampingi salah satu pendiri Perkemi Indra Kartasasmita (kiri) saat memberikan keterangan pers usai acara perayaan HUT ke-57 Perkemi di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Kamis (2/2/2023). ANTARA/Roy Rosa Bachtiar.
Jakarta (ANTARA) - Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia (Perkemi) membuat terobosan dalam struktur organisasinya dengan mulai memakai pranata digital untuk mengatur pengelolaan dana organisasi.
Terobosan tersebut turut diresmikan bersamaan dengan perayaan ulang tahun Perkemi yang ke-57, yang menandai sejumlah kemajuan dalam tata kelola organisasi induk cabang beladiri kempo di Tanah Air.
"Perkemi akan mulai mendigitalisasi manajemen pengelolaan dana organisasi agar lebih tertata dan terpantau secara akurat," kata Ketua Umum Perkemi Agus Setiadji di Jakarta, Kamis malam.
Ia menambahkan bahwa program digitalisasi tersebut tidak hanya dikhususkan untuk pengelolaan dana, tapi juga digunakan pada pranata teknologi informasi organisasi dan iuran dari anggota. Sedangkan untuk pelaksanaan dan infrastrukturnya, Perkemi juga secara resmi sudah menandatangani perjanjian kerja sama dengan salah satu bank negara.
Program lainnya yang juga diluncurkan bertepatan pada HUT ke-57 Perkemi ialah pendaftaran asuransi bagi para atlet yang akan bertanding pada kejuaraan nasional dan internasional.
Sejak berdiri pada 1966 di Indonesia, Perkemi belum memiliki payung perlindungan kesehatan bagi para atletnya yang berkompetisi. Padahal kenshi (atlet kempo) berpotensi besar mengalami cedera serius saat bertanding.
"Setiap akan mengikuti kejuaraan pasti ada risiko kecelakaan kerja berupa cedera. Makanya kami juga akan mendaftarkan mereka dengan BPJS Ketenagakerjaan sebagai jaminan perlindungan buat mereka," Agus menjelaskan.
Tak berhenti di situ, program lainnya yang turut diresmikan oleh Perkemi pada kesempatan itu ialah penandatanganan kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN).
Agus memaparkan bahwa sebenarnya kerja sama antara Perkemi dan BNN sudah dijalin dalam beberapa kurun waktu belakangan. Namun Perkemi memutuskan untuk memperpanjang kerja sama antara kedua lembaga agar para kenshi di seluruh Indonesia bisa terjaga dari penyalahgunaan obat-obatan terlarang atau doping.
"Kenshi kempo sebagian besar adalah generasi muda, kami concern agar mereka terhindar dan bebas dari narkoba," tutur purnawirawan TNI AL berpangkat terakhir Laksamana Madya itu.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, salah satu pendiri Perkemi yaitu Ginandjar Kartasasmita melihat perubahan positif dalam tubuh organisasi selama dijabat oleh Agus.
Menurut Ginandjar, meski belum genap satu tahun memimpin namun Perkemi mengalami perkembangan positif seperti dari tata kelola organisasi hingga pelaksanaan beragam kegiatan berbasis kompetisi.
"Di bawah kendalinya sekarang Perkemi berkembang pesat. Termasuk soal dana internal yang tadinya selalu defisit setiap tahun, tapi kini dana internal sudah tidak lagi defisit," ujar pria yang pernah aktif sebagai politisi nasional itu.
Baca juga: Perkemi harap Agus Setiadji bisa perjuangkan kempo di SEA Games 2023
Terobosan tersebut turut diresmikan bersamaan dengan perayaan ulang tahun Perkemi yang ke-57, yang menandai sejumlah kemajuan dalam tata kelola organisasi induk cabang beladiri kempo di Tanah Air.
"Perkemi akan mulai mendigitalisasi manajemen pengelolaan dana organisasi agar lebih tertata dan terpantau secara akurat," kata Ketua Umum Perkemi Agus Setiadji di Jakarta, Kamis malam.
Ia menambahkan bahwa program digitalisasi tersebut tidak hanya dikhususkan untuk pengelolaan dana, tapi juga digunakan pada pranata teknologi informasi organisasi dan iuran dari anggota. Sedangkan untuk pelaksanaan dan infrastrukturnya, Perkemi juga secara resmi sudah menandatangani perjanjian kerja sama dengan salah satu bank negara.
Program lainnya yang juga diluncurkan bertepatan pada HUT ke-57 Perkemi ialah pendaftaran asuransi bagi para atlet yang akan bertanding pada kejuaraan nasional dan internasional.
Sejak berdiri pada 1966 di Indonesia, Perkemi belum memiliki payung perlindungan kesehatan bagi para atletnya yang berkompetisi. Padahal kenshi (atlet kempo) berpotensi besar mengalami cedera serius saat bertanding.
"Setiap akan mengikuti kejuaraan pasti ada risiko kecelakaan kerja berupa cedera. Makanya kami juga akan mendaftarkan mereka dengan BPJS Ketenagakerjaan sebagai jaminan perlindungan buat mereka," Agus menjelaskan.
Tak berhenti di situ, program lainnya yang turut diresmikan oleh Perkemi pada kesempatan itu ialah penandatanganan kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN).
Agus memaparkan bahwa sebenarnya kerja sama antara Perkemi dan BNN sudah dijalin dalam beberapa kurun waktu belakangan. Namun Perkemi memutuskan untuk memperpanjang kerja sama antara kedua lembaga agar para kenshi di seluruh Indonesia bisa terjaga dari penyalahgunaan obat-obatan terlarang atau doping.
"Kenshi kempo sebagian besar adalah generasi muda, kami concern agar mereka terhindar dan bebas dari narkoba," tutur purnawirawan TNI AL berpangkat terakhir Laksamana Madya itu.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, salah satu pendiri Perkemi yaitu Ginandjar Kartasasmita melihat perubahan positif dalam tubuh organisasi selama dijabat oleh Agus.
Menurut Ginandjar, meski belum genap satu tahun memimpin namun Perkemi mengalami perkembangan positif seperti dari tata kelola organisasi hingga pelaksanaan beragam kegiatan berbasis kompetisi.
"Di bawah kendalinya sekarang Perkemi berkembang pesat. Termasuk soal dana internal yang tadinya selalu defisit setiap tahun, tapi kini dana internal sudah tidak lagi defisit," ujar pria yang pernah aktif sebagai politisi nasional itu.
Baca juga: Perkemi harap Agus Setiadji bisa perjuangkan kempo di SEA Games 2023
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2023
Tags: