Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung menyebutkan bahwa stok minyak goreng di kota setempat masih mencukupi untuk kebutuhan masyarakat terkecuali merek MinyaKita.

"Kalau stok minyak goreng selain MinyaKita banyak di pasaran," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Bandarlampung Wilson Faisol di Bandarlampung, Kamis.

Ia mengatakan bahwa kelangkaan minyak goreng dengan merek dagang MinyaKita menyebabkan harganya menjadi naik di pasar-pasar.

"MinyaKita ini, minyak goreng curah yang dikemas dan pembagiannya juga berdasarkan alokasi, ternyata jadi favorit masyarakat, karena harganya juga dipaksa Rp14.000 per kilogram," kata dia.

Sehingga, lanjut dia, dengan permintaan masyarakat yang tinggi dan alokasi barang yang terbatas, MinyaKita sekarang memang menjadi langka dan harganya naik.

Baca juga: Mendag pastikan 450 ribu ton MinyaKita hanya ada di pasar

Baca juga: MinyaKita langka di Bandung karena pasokan berkurang


"Sebenarnya kan merek dagang minyak goreng yang lain banyak, tapi sekarang ini masyarakat lebih suka mencari MinyaKita, karena harganya murah dan juga bagus," kata dia.

Namun begitu, ia mengatakan bahwa pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah berencana menambah alokasi atau kuota minyak goreng dengan merek MinyaKita.

"Untuk MinyaKita, pemerintah telah menambah kuota, InsyaAllah April sudah jalan, sehingga diharapkan harganya akan normal kembali. Kalau minyak lainnya yang premium harganya masih berkisar Rp20 ribu ke atas tergantung merek," kata dia.

Sementara itu, warga Bandarlampung Hartati mengeluhkan harga minyak goreng dengan merek MinyaKita yang mengalami kenaikan di warung-warung.

"Ya, naik sekarang harga di warung sudah Rp16.000 dari sebelumnya Rp14.000 per kilogram," kata dia.

Baca juga: Pemprov Bali upayakan pasokan MinyaKita kembali ke pasaran

Baca juga: Mendag pastikan stok Minyakita mulai banjiri pasar Februari