Tangerang (ANTARA) - Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten kini kembali memperketat pengawasan terhadap kedatangan penumpang penerbangan seiring penemuan kasus COVID-19 Subvarian Omicron XBB.1.5 atau Kraken di Indonesia.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soetta Tangerang Naning Pranoto dalam keterangan tertulis diterima di Tangerang, Kamis mengatakan bahwa peningkatan pengawasan tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan terjadinya penyebaran kasus COVID-19 di kawasan bandara.

"Kami berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Tangerang Selatan untuk melakukan surveilen epidomologi melakukan tracing," katanya.

Ia mengungkapkan langka utama dalam antisipasi terjadinya penularan subvarian Kraken ini yaitu dengan melakukan surveilen atau pelacakan dan tes yang ditindaklanjuti oleh tim kesehatan.

Selain itu, tim Satgas Pengendalian COVID-19 Bandara Soetta bakal menganalisa para penumpang baik yang datang maupun bertolak terkait penerapan protokol kesehatan.

Baca juga: Menparekraf ke bandara pantau penerapan prokes
"Jadi pas mereka begitu masuk itu kan ada namanya scan barcode PeduliLindungi. Kalau kodenya warna hijau, dia langsung jalan, lalu dilakukan termoscaner dan pengawasan petugas," ucapnya.

Ia menjelaskan dalam proses pemeriksaan itu jika ditemukan penumpang dengan suhu 37,5 derajat maka akan didampingi ke klinik KKP untuk dilakukan analis dokter pemeriksaan validasi.

"Jadi penumpang yang lewat dilihat, apakah kelihatan letih, lesu atau batuk dan sebagainya, tapi suhunya tidak tinggi, nanti petugas kami juga mengadvokasi orang itu untuk pergi ke klinik agar dilakukan validasi oleh dokter," ungkapnya.

ia juga menuturkan, acuan protokol kesehatan masih mengacu pada SE 24/25 tahun 2022 tentang Pelaku Perjalanan yang diterbitkan Satgas COVID-19.

Baca juga: Pengidap Kraken di Tangsel baru pulang umrah

"Jadi sekarang ini yang menjadi acuan itu masih SE 24 dan SE 25 untuk pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri yang diterbitkan Satgas COVID-19 nasional," kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan kasus Subvarian Omicron XBB.1.5 atau Kraken di Indonesia hingga saat ini berjumlah tiga pasien, yang melibatkan pelaku perjalanan luar negeri dan kontak erat.

"Sampai saat ini sudah tiga kasus Kraken di Indonesia, dan umumnya pasien bergejala ringan," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Kamis.

Ketiga pasien yang dimaksud di antaranya dialami seorang pelaku perjalanan asal Polandia saat beraktivitas di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 11 Januari 2023.

Dari hasil penelusuran kontak erat terhadap dua warga DKI Jakarta dan satu warga di Kalimantan Selatan, seluruhnya dinyatakan negatif.

Pasien Kraken berikutnya dilaporkan berasal dari Pamulang, Tangerang Selatan, yang dialami seorang pelaku perjalanan umrah berusia 47 tahun pada 31 Januari 2023. Pasien perempuan tersebut diketahui sudah memperoleh tiga kali suntikan vaksin COVID-19 dengan interval terakhir suntikan pada 12 Februari 2022.
Baca juga: Apa yang kita ketahui tentang subvarian Omicron XBB.1.5?
Baca juga: Dokter: Subvarian XBB punya kekhasan cepat menyebar tapi gejala ringan