Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan Bendungan Danu Kerthi, Buleleng, Bali, akan turut menumbuhkan ekonomi lokal, selain memasok air baku dan mengendalikan banjir.

“Bendungan Danu Kerthi juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal,” kata Basuki dalam keterangan diterima di Jakarta, Kamis.

Basuki pada Kamis ini mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Danu Kerthi di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.

Basuki menjelaskan bendungan tersebut memiliki manfaat untuk mereduksi banjir sebesar 156,86 meter kubik per detik, menyediakan air baku dengan debit 510 liter per detik, menambah cadangan listrik sebesar 0,54 MW. Selain itu, bendungan itu juga memiliki kawasan konservasi dan potensi menjadi destinasi pariwisata baru di Bali bagian utara.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko menambahkan satu keunggulan Bendungan Danu Kerthi dari bendungan lain adalah inti bendungan menggunakan teknologi aspal yang menjadi pertama dibangun di Indonesia (Asphalt Core Concrete Embankment Dam/ACCED).

"Teknologi ini bisa menjadi contoh untuk pembangunan bendungan lain di Indonesia karena lebih murah dan lebih stabil (flexible). Ini bendungan ke 36 dari total 61 bendungan yang dibangun. Kami harapkan inovasi ini nanti menjadi lebih murah," kata Jarot.

Bendungan Danu Kerthi merupakan bendungan dengan tipe Zonal Inti Tegak dengan panjang 260 meter dan tinggi puncak 70 meter yang dilengkapi terowongan pengelak tipe tunnel tapal kuda dengan diameter 4,50 meter dan panjang 3,55 meter. Bendungan ini dibangun sejak 2018 dengan biaya Rp820,8 miliar dengan kontraktor pelaksana PT Pembangunan Perumahan (PP) - PT. Adijaya (KSO).

Dalam peresmian, Presiden Jokowi menjelaskan Bendungan Danu Kerthi memiliki kapasitas tampung 5,1 juta meter kubik dan luas genangannya kurang lebih 29,8 hektare yang akan mengairi sawah 588 hektare.

“Jadi bendungan ini dipakai untuk irigasi sawah dan untuk mengurangi banjir," kata Presiden Jokowi.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bali I Wayan Koster menjelaskan bahwa semula bendungan tersebut, yang juga merupakan proyek strategis nasional (PSN), memiliki nama Bendungan Tamblang. Namun, ia memohon kepada Presiden Jokowi untuk meresmikan bendungan tersebut dengan nama kearifan lokal yaitu Bendungan Danu Kerthi Buleleng.

"Kami mohon kepada Bapak Presiden untuk berkenan meresmikan bendungan yang semula dinamakan Bendungan Tamblang, kami mohon menggunakan kearifan lokal dengan usulan nama Bendungan Danu Kerthi Buleleng. Danu itu adalah sumber air, Kerthi itu adalah menyucikan dan memuliakan sumber mata air," ucapnya.

Turut hadir dalam peresmian yakni, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto, dan Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana.

Baca juga: Kementerian PUPR: Konstruksi 13 bendungan ditargetkan selesai di 2023