Phnom Penh (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn menyampaikan bahwa negara itu terus mengupayakan kebijakan luar negeri yang independen mengingat persaingan yang ketat dan ketidakpastian dalam hubungan internasional.

Kamboja terus mengupayakan kebijakan luar negeri independen yang menjunjung tinggi kepentingan intinya, menjamin kedaulatan dan perdamaian, serta meningkatkan hubungan ekonomi, kata Menlu Prak Sokhonn pada Rabu (1/2).

Sokhonn, yang juga menjabat sebagai wakil perdana menteri Kamboja, menyampaikan pernyataan itu saat memberikan pengarahan pada Komisi Urusan Luar Negeri, Kerja Sama Internasional, Informasi, dan Media Majelis Nasional Kamboja terkait "Kebijakan Luar Negeri Kamboja dalam Konteks Tatanan Dunia yang Baru".

"Dalam lima tahun terakhir, dunia terus berevolusi menjadi sebuah sistem internasional yang bersifat global, multipolar, dan kompleks," ujar Sokhonn.

"Evolusi ini memicu transformasi yang mendalam, cepat, tidak pasti, dan rentan," lanjutnya.

Terkait konteks internasional dan regional, dia menyoroti rivalitas negara-negara adidaya dengan berbagai aliansi dan inisiatif keamanan, ekonomi, dan pembangunan di seluruh kawasan, serta dampak pandemi COVID-19.

Terkait isu domestik, dia menyebutkan keberhasilan Kamboja dalam mengendalikan penyebaran COVID-19, pencapaian besar negara itu saat menduduki kursi kepemimpinan ASEAN pada 2022, serta upaya aktif yang dilakukan sebagai Utusan Khusus dan Ketua ASEAN untuk mengatasi isu Myanmar.

Sokhonn juga menyoroti serangkaian kebijakan luar negeri yang akan terus diterapkan oleh Kamboja mengingat persaingan yang ketat dan ketidakpastian dalam hubungan internasional.

Beberapa kebijakan politik luar negeri yang disoroti Menlu Sokhonn, antara lain menjunjung tinggi kepentingan inti Kamboja yang sejalan dengan konstitusi; diplomasi yang proaktif untuk menjamin kedaulatan, integritas teritorial, kemerdekaan, perdamaian, dan pembangunan sosial-ekonomi; implementasi kebijakan luar negeri independen yang sejalan dengan tujuan dan prinsip piagam PBB dan ASEAN; serta memperkuat hubungan ekonomi dengan para mitra yang sudah ada maupun yang baru.