Bulog maksimalkan serap produksi lokal penuhi stok 2,4 juta ton beras
2 Februari 2023 14:34 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseseo saat konferensi pers di Kantor Pusat Perum Bulog di Jakarta, Kamis (2/2/2023). ANTARA/Kuntum Riswan/aa.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menegaskan bahwa pihaknya akan memaksimalkan penyerapan beras produksi lokal untuk memenuhi ketentuan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 2,4 juta ton.
“Kita tetap mengutamakan produk dari dalam negeri yang menurut prediksi BPS dan Kementerian Pertanian, mulai Februari pertengahan sudah mulai ada panen di beberapa wilayah tapi panen raya itu mulainya Maret,” katanya saat konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Penyerapan beras hasil produksi lokal, lanjutnya, baru akan dilakukan pada bulan April hingga Juni karena pada hasil panen raya di bulan Maret didahulukan untuk kepentingan penggilingan di setiap wilayah dan diserap terlebih dahulu untuk pasar dan pemenuhan kebutuhan rumah tangga.
“Dari target kita 2,4 juta itu, 70 persen harus bisa kita serap dari panen raya itu. Ada panen gadu nantinya, itu kita akan serap 30 persen,” jelasnya.
Lebih lanjut Budi Waseso yang akrab dipanggil Buwas menuturkan bahwa Bulog tetap mengambil langkan untuk impor beras guna menjaga stabilisasi stok dan harga menjelang datangnya panen raya. Saat ini Bulog telah memiliki stok sebanyak 594 ribu ton termasuk 200 ribu ton di antaranya merupakan beras impor yang tengah dalam perjalanan.
“Ada dari Vietnam, Thailand, Pakistan dan Myanmar. Beras impor itu ditargetkan masuk ke Indonesia paling lama 15 Februari,” ucapnya.
Adapun dari awal tahun hingga hari ini, Bulog telah menggelontorkan 186 ribu ton beras untuk operasi pasar di seluruh Indonesia dengan menyalurkan beras dari program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Bulog pun menjamin ketersediaan beras di masyarakat akan selalu stabil meskipun di pasar ada sedikit kenaikan harga.
“Kami pantau secara terus menerus situasi sekarang gini dan kami akan terus membanjiri pasar dengan kekuatan stok CBP saat ini sudah ada tambahan dari beras impor,” sebut Buwas.
Selain melakukan operasi pasar dengan menjalankan SPHP, Bulog juga melibatkan semua jaringan baik distributor, eceran, ritel modern dan jaringan Rumah Pangan Kita.
Baca juga: Bulog sebut ketersediaan beras di Papua dan Papua Barat 27 ribu ton
Baca juga: Dirut Bulog tak tahu soal ketidakhadiran Mentan di rapat beras
Baca juga: Badan Pangan minta stok beras impor Bulog habis sebelum panen raya
“Kita tetap mengutamakan produk dari dalam negeri yang menurut prediksi BPS dan Kementerian Pertanian, mulai Februari pertengahan sudah mulai ada panen di beberapa wilayah tapi panen raya itu mulainya Maret,” katanya saat konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Penyerapan beras hasil produksi lokal, lanjutnya, baru akan dilakukan pada bulan April hingga Juni karena pada hasil panen raya di bulan Maret didahulukan untuk kepentingan penggilingan di setiap wilayah dan diserap terlebih dahulu untuk pasar dan pemenuhan kebutuhan rumah tangga.
“Dari target kita 2,4 juta itu, 70 persen harus bisa kita serap dari panen raya itu. Ada panen gadu nantinya, itu kita akan serap 30 persen,” jelasnya.
Lebih lanjut Budi Waseso yang akrab dipanggil Buwas menuturkan bahwa Bulog tetap mengambil langkan untuk impor beras guna menjaga stabilisasi stok dan harga menjelang datangnya panen raya. Saat ini Bulog telah memiliki stok sebanyak 594 ribu ton termasuk 200 ribu ton di antaranya merupakan beras impor yang tengah dalam perjalanan.
“Ada dari Vietnam, Thailand, Pakistan dan Myanmar. Beras impor itu ditargetkan masuk ke Indonesia paling lama 15 Februari,” ucapnya.
Adapun dari awal tahun hingga hari ini, Bulog telah menggelontorkan 186 ribu ton beras untuk operasi pasar di seluruh Indonesia dengan menyalurkan beras dari program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Bulog pun menjamin ketersediaan beras di masyarakat akan selalu stabil meskipun di pasar ada sedikit kenaikan harga.
“Kami pantau secara terus menerus situasi sekarang gini dan kami akan terus membanjiri pasar dengan kekuatan stok CBP saat ini sudah ada tambahan dari beras impor,” sebut Buwas.
Selain melakukan operasi pasar dengan menjalankan SPHP, Bulog juga melibatkan semua jaringan baik distributor, eceran, ritel modern dan jaringan Rumah Pangan Kita.
Baca juga: Bulog sebut ketersediaan beras di Papua dan Papua Barat 27 ribu ton
Baca juga: Dirut Bulog tak tahu soal ketidakhadiran Mentan di rapat beras
Baca juga: Badan Pangan minta stok beras impor Bulog habis sebelum panen raya
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: