Toleransi beragama harus dijaga, kata dia, karena demokrasi Pancasila dilandasi nilai-nilai religiusitas sehingga membentuk masyarakat religius.
Viva menyampaikan hal itu berkaitan dengan tindakan tidak terpuji Rasmus Paludan, Pemimpin Partai Politik Sayap Kanan Denmark Garis Keras di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm.
Viva mengatakan aksi protes atas sikap Paludan adalah hal yang wajar, tapi harus dilakukan dengan tertib, menjaga moralitas, dan etika.
Baca juga: Wakil Ketua DPR: Umat jangan terprovokasi aksi pembakaran Al Qur'an
Baca juga: Kemenlu telah panggil Dubes Swedia terkait pembakaran Al Quran
"Mari kita tunjukkan bahwa umat Islam Indonesia adalah masyarakat yang inklusif, rasional, moderat, menghargai nilai kemanusiaan, dan kemajemukan," kata dia.Baca juga: Wakil Ketua DPR: Umat jangan terprovokasi aksi pembakaran Al Qur'an
Baca juga: Kemenlu telah panggil Dubes Swedia terkait pembakaran Al Quran
Menurut Viva, PAN mengecam keras tindakan Paludan yang menebarkan kebencian terhadap umat Islam yang mengatasnamakan kebebasan demokrasi dengan membakar Alquran. Hal tersebut, kata Viva, adalah tindakan yang tidak bermoral, tidak etis, dan melanggar HAM.
Ia mengatakan sikap kebencian dan anti-Islam dengan mengatasnamakan kebebasan pribadi di ruang demokrasi adalah pemikiran sesat.
Dia mengatakan kebebasan berpendapat dan berekspresi dalam hidup berdemokrasi haruslah berlandaskan pada nilai etis dan kemanusiaan.
"Hal ini kemudian akan melahirkan sikap bertanggung jawab. Tindakan Ramus itu cerminan sikap intoleran, antipluralitas, dan antikemanusiaan yang nilai-nilai tersebut justru bertentangan dengan prinsip dasar demokrasi," kata dia.