Wamentan apresiasi agrikultur pembuatan kain tenun Sekomandi
1 Februari 2023 12:38 WIB
Wakil Menteri Pertanian Harvick Husnul Qolbu (kanan) bersama Penjabat Gubernur Sulbar Akmal Malik (kiri) dan Kepala Karantina Pertanian Mamuju Agus Karyono (kedua dari kiri), saat menyaksikan proses pembuatan kain tenun Sekomandi di Mamuju, Rabu (1/2). (ANTARA/HO/Diskominfo Sulbar)
Mamuju (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian Harvick Husnul Qolbu, mengapresiasi agrikultur pembuatan kain tenun Sekomandi, yang merupakan salah satu warisan leluhur masyarakat Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat.
"Saya salut melihat agrikultur pembuatan kain tenun Sekomandi ini," kata Harvick, saat berkunjung ke tempat pembuatan kerajinan tenun Sekomandi, di Mamuju, Rabu.
Wamentan juga menyampaikan apresiasinya saat melihat sebuah karya tenun berusia 100 tahun dipamerkan di galeri UMKM Sekomandi Ulukarua.
"Kami sangat mendorong kegiatan UMKM, apalagi dikembangkan agrikulturnya. Ini bisa dikembangkan lebih masif lagi," ujar Harvick.
Ia menyatakan, akan mengajak UMKM Sekomandi Ulukarua ikut berpartisipasi pada pameran nasional dan internasional.
"Kita akan ikut sertakan pada Pameran luar negeri untuk mengajak generasi muda melestarikan ini," ujar Harvick.
Tenun Sekomandi, merupakan salah satu warisan leluhur masyarakat Kalumpang Kabupaten Mamuju yang diyakini sebagai salah satu tenun tertua di dunia, dengan rentang usia 480 tahun lebih dan memiliki arti spiritual di setiap corak dan warna benang yang digunakan.
Motif tenun Sekomandi yang paling populer ialah motif Ulu Karua yang bermakna delapan ketua adat atau delapan pemangku adat.
Proses pembuatan tenun Sekomandi cukup unik karena berasal dari kulit kayu yang diproses dengan cara ditumbuk lalu diolah untuk dipintal.
Selanjutnya, bahan tersebut diberi pewarna alami, seperti tanaman cabai yang terlebih dahulu diracik kemudian dicampurkan dengan pewarna lainnya untuk memperindah kain tenun Sekomandi.
Untuk warnanya sendiri, kain tenun Sekomandi didominasi oleh warna coklat merah dan krem dengan warna dasar hitam.
Pembuatan sehelai kain tenun Sekomandi bisa memakan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
Baca juga: Kerajinan tenun Badui tumbuhkan ekonomi masyarakat lokal
"Saya salut melihat agrikultur pembuatan kain tenun Sekomandi ini," kata Harvick, saat berkunjung ke tempat pembuatan kerajinan tenun Sekomandi, di Mamuju, Rabu.
Wamentan juga menyampaikan apresiasinya saat melihat sebuah karya tenun berusia 100 tahun dipamerkan di galeri UMKM Sekomandi Ulukarua.
"Kami sangat mendorong kegiatan UMKM, apalagi dikembangkan agrikulturnya. Ini bisa dikembangkan lebih masif lagi," ujar Harvick.
Ia menyatakan, akan mengajak UMKM Sekomandi Ulukarua ikut berpartisipasi pada pameran nasional dan internasional.
"Kita akan ikut sertakan pada Pameran luar negeri untuk mengajak generasi muda melestarikan ini," ujar Harvick.
Tenun Sekomandi, merupakan salah satu warisan leluhur masyarakat Kalumpang Kabupaten Mamuju yang diyakini sebagai salah satu tenun tertua di dunia, dengan rentang usia 480 tahun lebih dan memiliki arti spiritual di setiap corak dan warna benang yang digunakan.
Motif tenun Sekomandi yang paling populer ialah motif Ulu Karua yang bermakna delapan ketua adat atau delapan pemangku adat.
Proses pembuatan tenun Sekomandi cukup unik karena berasal dari kulit kayu yang diproses dengan cara ditumbuk lalu diolah untuk dipintal.
Selanjutnya, bahan tersebut diberi pewarna alami, seperti tanaman cabai yang terlebih dahulu diracik kemudian dicampurkan dengan pewarna lainnya untuk memperindah kain tenun Sekomandi.
Untuk warnanya sendiri, kain tenun Sekomandi didominasi oleh warna coklat merah dan krem dengan warna dasar hitam.
Pembuatan sehelai kain tenun Sekomandi bisa memakan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
Baca juga: Kerajinan tenun Badui tumbuhkan ekonomi masyarakat lokal
Pewarta: Amirullah
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023
Tags: