Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf meminta pengurus Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) memahami visi dan misi pergerakan organisasi tersebut.

"Pengurus harus memahami visi dan misi dari pergerakan serta mampu mengeksekusi melaksanakan tugas-tugas secara koheren," kata Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya usai pelantikan pengurus IPNU dan IPPNU periode 2022-2025 di Jakarta, Selasa.

Gus Yahya mendorong jajaran pengurus IPNU dan IPPNU, yang merupakan organisasi badan otonom (banom) NU, untuk terus berproses dan mewujudkan kerja-kerja nyata.

"Seirama, searah dengan apa yang telah ditetapkan oleh pimpinan gerakan," tambahnya.

Sementara itu, Ketua IPNU Muhammad Agil Nuruz Zaman mengatakan usai dilantik, pihaknya akan terus mendorong para pelajar agar memanfaatkan perkembangan teknologi dengan baik guna menyongsong generasi emas.

Sebab, menurut Agil, masa depan bangsa adalah milik generasi muda dan remaja termasuk IPNU dan IPPNU.

"Gambaran ke depan, bagaimana bangsa ini punya generasi yang unggul dan tangguh," katanya.

Baca juga: Mahfud MD imbau IPNU dan IPPNU menjaga Indonesia melalui islam moderat

Dia mengakui gerakan IPNU masih belum berkonsentrasi pada kesiapan pelajar dalam menghadapi perkembangan. Padahal, pembentukan organisasi banom NU itu sebagai wadah santri, pelajar, dan remaja, seharusnya dapat berkontribusi bagi bangsa Indonesia.

"Kita tidak fokus pada gerakan. Oleh karena itu, kita harus fokus kembali ke pelajar," tambahnya.

Atas dasar itu, ia bertekad bahwa pengurus baru akan memasifkan gerakan-gerakan akar rumput dan di sekolah, termasuk fokus membenahi sistem kaderisasi di IPNU. Dengan demikian, dia berharap IPNU bisa menyesuaikan dengan perkembangan yang ada.

"Produk kaderisasi IPNU harus terus diperbaiki, bila perlu diurai kembali dan disesuaikan dengan tantangan zaman," jelasnya.

Senada dengan Agil, Ketua PP IPPNU Whasfi Velasufah menyampaikan IPPNU merupakan organisasi besar yang memiliki 34 pemimpin wilayah di tingkat provinsi serta 360 pimpinan cabang di tingkat kabupaten dan kota.

Kemudian, dia menyebutkan terdapat juga 4.725 pengurus anak cabang (PAC) di tingkat kecamatan, 25 ribu pimpinan ranting di tingkat desa, serta ribuan komisariat di pesantren atau sekolah.

Baca juga: Wali Kota berharap IPNU-IPPNU jadi agen perubahan di Surabaya

Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, IPPNU dihadapkan pada dua kategori tantangan yaitu aspek internal dan eksternal.

Tantangan internal organisasi itu lebih kepada upaya mengembalikan IPPNU sebagai rumah bagi pelajar dan santri. Sehingga, IPPNU itu mengusung tagline "back to school dan back to pesantren".

"Ini yang menjadi semangat konsentrasi pergerakan kami," ujar Whasfi.

Sementara itu, tantangan eksternal IPPNU mengarah kepada ancaman intoleransi, perundungan, dan kekerasan fisik maupun seksual terhadap pelajar. Untuk menghadapi itu, dia memahami IPPNU harus lebih siap dalam mengikuti perubahan.

Baca juga: IPNU Jatim apresiasi program Pesantren Ramah Anak PWNU