Jokowi meyakini mayoritas segmen pemilih Pemilu 2024 cocok dengan PSI
31 Januari 2023 21:41 WIB
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato saat menghadiri puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-8 Partai Solidaritas Indonesia (PSI), di Jakarta, Selasa (31/1/2023). ANTARA/Mentari Dwi Gayati.
Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meyakini bahwa mayoritas segmentasi pemilih dalam Pemilu 2024 cocok dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Pasalnya, menurut Jokowi, ia sempat menanyakan kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tentang populasi pemilih usia 17-39 tahun untuk Pemilu 2024 yang ternyata berjumlah nyaris 60 persen.
"Ada 60 persen kurang sedikit, itu anak-anak muda semuanya, dan pasar segmen sebesar itulah yang memang harus disasar dan didapatkan oleh PSI. Dan menurut saya sangat cocok sekali dengan PSI," kata Jokowi saat memberi sambutan dalam puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-8 PSI, di Jakarta, Selasa malam.
Guna memastikan bisa menggaet ceruk pemilih mayoritas tersebut, Jokowi menyarankan agar PSI jeli dalam mengangkat isu-isu yang sesuai dengan karakter pemilih usia 17-39 tahun. Jokowi yakin bahwa jajaran Pengurus PSI sudah lebih tahu dibandingkan dirinya.
"Jangan mengangkat isu-isu yang tidak disukai anak-anak muda kita," katanya pula.
Lebih jauh, Jokowi mengingatkan agar PSI menghindari terjebak menjadi pengikut arus dan justru menciptakan tren yang sudah dilakukan partai-partai lain.
"Jangan ngikutin mereka. Isunya jangan ngikutin mereka. Jangan jadi follower tapi harus jadi trendsetter-nya. Dapat, pasti dapat," ujar Jokowi.
Jokowi juga sempat mencontohkan bagaimana ia berhasil menggaet kalangan pemilih muda saat maju dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 bersama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Jokowi merujuk pada keputusannya menggunakan ikon baju kotak-kotak selama masa kampanye Pilgub DKI 2012, membedakan diri dari tradisi penggunaan kombinasi busana jas, dasi dan peci.
"Saat itu saya ingat menyiapkan dengan Pak Ahok itu baju kotak-kotak. Enggak ada yang berani membuat tren seperti itu. Itu ada risikonya. Risikonya bisa kalah kalau keliru, tapi ternyata disambut oleh masyarakat utamanya masyarakat muda," ujarnya.
Oleh karena itu Jokowi menyarankan agar PSI juga berani untuk mencari cara membedakan identitas mereka dengan partai-partai politik lain, yang sekiranya bisa menggaet pemilih muda sebagai ceruk terbesar dalam Pemilu 2024 mendatang.
Baca juga: Jokowi hadiri puncak perayaan HUT ke-8 PSI
Baca juga: Jokowi berpesan PSI cari diferensiasi dan jangan ikuti partai lain
Pasalnya, menurut Jokowi, ia sempat menanyakan kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tentang populasi pemilih usia 17-39 tahun untuk Pemilu 2024 yang ternyata berjumlah nyaris 60 persen.
"Ada 60 persen kurang sedikit, itu anak-anak muda semuanya, dan pasar segmen sebesar itulah yang memang harus disasar dan didapatkan oleh PSI. Dan menurut saya sangat cocok sekali dengan PSI," kata Jokowi saat memberi sambutan dalam puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-8 PSI, di Jakarta, Selasa malam.
Guna memastikan bisa menggaet ceruk pemilih mayoritas tersebut, Jokowi menyarankan agar PSI jeli dalam mengangkat isu-isu yang sesuai dengan karakter pemilih usia 17-39 tahun. Jokowi yakin bahwa jajaran Pengurus PSI sudah lebih tahu dibandingkan dirinya.
"Jangan mengangkat isu-isu yang tidak disukai anak-anak muda kita," katanya pula.
Lebih jauh, Jokowi mengingatkan agar PSI menghindari terjebak menjadi pengikut arus dan justru menciptakan tren yang sudah dilakukan partai-partai lain.
"Jangan ngikutin mereka. Isunya jangan ngikutin mereka. Jangan jadi follower tapi harus jadi trendsetter-nya. Dapat, pasti dapat," ujar Jokowi.
Jokowi juga sempat mencontohkan bagaimana ia berhasil menggaet kalangan pemilih muda saat maju dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 bersama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Jokowi merujuk pada keputusannya menggunakan ikon baju kotak-kotak selama masa kampanye Pilgub DKI 2012, membedakan diri dari tradisi penggunaan kombinasi busana jas, dasi dan peci.
"Saat itu saya ingat menyiapkan dengan Pak Ahok itu baju kotak-kotak. Enggak ada yang berani membuat tren seperti itu. Itu ada risikonya. Risikonya bisa kalah kalau keliru, tapi ternyata disambut oleh masyarakat utamanya masyarakat muda," ujarnya.
Oleh karena itu Jokowi menyarankan agar PSI juga berani untuk mencari cara membedakan identitas mereka dengan partai-partai politik lain, yang sekiranya bisa menggaet pemilih muda sebagai ceruk terbesar dalam Pemilu 2024 mendatang.
Baca juga: Jokowi hadiri puncak perayaan HUT ke-8 PSI
Baca juga: Jokowi berpesan PSI cari diferensiasi dan jangan ikuti partai lain
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: