Berlin (ANTARA) - Krisis energi terus menghambat laju perekonomian Jerman, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) turun sebesar 0,2 persen pada kuartal keempat 2022 jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, demikian data awal yang dipublikasikan Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis) pada Senin (30/1).
Setelah Jerman "menunjukkan kinerja yang baik terlepas dari kondisi sulit pada tiga kuartal pertama," kinerja ekonomi negara itu kembali mengalami penurunan tipis, kata Destatis.
Pengeluaran konsumen swasta, yang sebelumnya memberikan efek penstabil, juga mulai merosot.
Menurut Federasi Retail Jerman (HDE), inflasi tinggi mengurangi pendapatan yang tersedia dari banyak konsumen, dengan satu dari tiga penduduk Jerman mengaku "sangat khawatir" bahwa mereka tidak memiliki cukup uang untuk bertahan hidup.
Didorong oleh lonjakan harga energi, inflasi di Jerman mencapai puncak di angka 10,4 persen pada Oktober, sebelum melambat menjadi 8,6 persen pada akhir 2022. Kendati demikian, kebijakan-kebijakan inflasi untuk meringankan beban konsumen, seperti pembatasan harga energi, telah memberikan efek peredam terhadap harga
Sebagai hasil dari kebijakan-kebijakan tersebut, pemerintah Jerman kini memperkirakan bahwa inflasi akan mengalami penurunan yang lebih tajam dari yang diperkirakan baru-baru ini. Alih-alih turun menjadi 7 persen seperti prediksi sebelumnya, tingkat inflasi tahunan diperkirakan turun menjadi 6 persen pada 2023.
Pekan lalu, Menteri Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim Jerman Robert Habeck menyampaikan pandangan positif ketika dirinya memprediksi bahwa negara itu akan terhindar dari resesi tahun ini, dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 0,2 persen.
Jerman telah menjadikan krisis energi "memungkinkan untuk dikelola," sebut Habeck, tetapi dia memperingatkan bahwa ini semua belum berakhir.
Ekonomi Jerman susut 0,2 persen pada kuartal keempat 2022
31 Januari 2023 16:40 WIB
Terlepas dari kinerja yang relatif baik selama tiga kuartal pertama, perekonomian Jerman turun tipis menjelang akhir tahun lalu, ungkap Destatis. (Xinhua)
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: