BPS Sultra sebut angka kelahiran SP2020 alami penurunan
30 Januari 2023 17:41 WIB
Grafik BPS Sultra melalui hasil Long Form SP 2020 yang dilaksanakan di tahun 2022, angka kelahiran total (TFR) di Sultra menunjukkan alami penurunan. (ANTARA/HO-BPS Sultra)
Kendari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan hasil melalui Long Form Sensus Penduduk (SP) 2020 yang dilaksanakan di tahun 2022, angka kelahiran total (TFR) di Sultra terus mengalami penurunan.
"Hasil Long Form SP2020 mencatat TFR Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 2,57 yang berarti rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan usia reproduksi 15-49 tahun hanya sekitar 2 hingga 3 anak," kata Statistisi Ahli Madya BPS Sultra Ahmad Luqman di Kendari, Senin.
Ia mengatakan hasil tersebut menurun jika dibandingkan dengan Sensus Penduduk 1971 yang mencatat angka TFR Provinsi Sultra sebesar 6,45 yang berarti seorang perempuan di Sulawesi Tenggara secara rata-rata akan melahirkan 6- 7 anak selama masa reproduksinya.
Angka kelahiran Sulawesi Tenggara menurut kelompok umur tertentu (ASFR) tertinggi berada pada kelompok umur 25-29 tahun dengan angka sebesar 142,79. Hal tersebut bermakna ada 142-143 kelahiran per 1.000 perempuan umur 25-29 tahun.
Baca juga: Pemkab Magetan sediakan tempat tunggu kelahiran cegah AKI dan AKB
Baca juga: DP2KB: Saat pendemi, angka kelahiran di Mataram naik 12 persen
Sementara angka kematian bayi (AKB) Infant Mortality Rate (IMR) mencapai 23,29, artinya terdapat sekitar 23 bayi meninggal sebelum berusia 1 tahun di antara 1.000 bayi yang lahir hidup di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Begitu pula dengan migrasi seumur hidup Sulawesi Tenggara sebesar 16,47, artinya terdapat sekitar 16-17 orang dari 100 penduduk Sulawesi Tenggara lahir di provinsi lain.
Migrasi risen Sulawesi Tenggara sebesar 3,06 persen, artinya terdapat sekitar 3 orang dari 100 penduduk Sulawesi Tenggara bertempat tinggal di provinsi lain pada 5 tahun sebelumnya.
Di bagian lain, kata Luqman, prevalensi di stabilitas pada penduduk usia 5 tahun ke atas berjenis kelamin perempuan (1,58 persen) lebih tinggi dibandingkan laki-laki (1,38 persen).
Dengan demikian, penduduk di Sulawesi Tenggara usia 2 tahun ke atas lebih banyak menggunakan bahasa daerah di lingkungan keluarga (46,66 persen) dibandingkan di lingkungan tetangga/kerabat (42,21 persen).*
Baca juga: Wapres prediksi angka kelahiran bertambah akibat pandemi COVID-19
Baca juga: Laju pertumbuhan penduduk Papua Barat tertinggi ke-4 nasional
"Hasil Long Form SP2020 mencatat TFR Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 2,57 yang berarti rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan usia reproduksi 15-49 tahun hanya sekitar 2 hingga 3 anak," kata Statistisi Ahli Madya BPS Sultra Ahmad Luqman di Kendari, Senin.
Ia mengatakan hasil tersebut menurun jika dibandingkan dengan Sensus Penduduk 1971 yang mencatat angka TFR Provinsi Sultra sebesar 6,45 yang berarti seorang perempuan di Sulawesi Tenggara secara rata-rata akan melahirkan 6- 7 anak selama masa reproduksinya.
Angka kelahiran Sulawesi Tenggara menurut kelompok umur tertentu (ASFR) tertinggi berada pada kelompok umur 25-29 tahun dengan angka sebesar 142,79. Hal tersebut bermakna ada 142-143 kelahiran per 1.000 perempuan umur 25-29 tahun.
Baca juga: Pemkab Magetan sediakan tempat tunggu kelahiran cegah AKI dan AKB
Baca juga: DP2KB: Saat pendemi, angka kelahiran di Mataram naik 12 persen
Sementara angka kematian bayi (AKB) Infant Mortality Rate (IMR) mencapai 23,29, artinya terdapat sekitar 23 bayi meninggal sebelum berusia 1 tahun di antara 1.000 bayi yang lahir hidup di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Begitu pula dengan migrasi seumur hidup Sulawesi Tenggara sebesar 16,47, artinya terdapat sekitar 16-17 orang dari 100 penduduk Sulawesi Tenggara lahir di provinsi lain.
Migrasi risen Sulawesi Tenggara sebesar 3,06 persen, artinya terdapat sekitar 3 orang dari 100 penduduk Sulawesi Tenggara bertempat tinggal di provinsi lain pada 5 tahun sebelumnya.
Di bagian lain, kata Luqman, prevalensi di stabilitas pada penduduk usia 5 tahun ke atas berjenis kelamin perempuan (1,58 persen) lebih tinggi dibandingkan laki-laki (1,38 persen).
Dengan demikian, penduduk di Sulawesi Tenggara usia 2 tahun ke atas lebih banyak menggunakan bahasa daerah di lingkungan keluarga (46,66 persen) dibandingkan di lingkungan tetangga/kerabat (42,21 persen).*
Baca juga: Wapres prediksi angka kelahiran bertambah akibat pandemi COVID-19
Baca juga: Laju pertumbuhan penduduk Papua Barat tertinggi ke-4 nasional
Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023
Tags: