Pariaman (ANTARA) - Kota Pariaman, Sumatera Barat kembali masuk ke dalam kejadian luar biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) setelah ditemukan 19 kasus penyakit tersebut pada bulan ini yang dua orang di antaranya meninggal dunia.

"Untuk Januari 2023 ini sudah ada 19 kasus DBD. Pariaman juga KLB karena meninggal dua orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Pariaman Nazifah di Pariaman, Senin.

Ia mengatakan pada tahun lalu daerah itu juga berstatus KLB DBD dengan jumlah 213 kasus dan dua orang di antaranya meninggal dunia. Kondisi tersebut juga menjadikan daerah itu berstatus KLB.

Menurutnya kondisi DBD di Pariaman disebabkan oleh cuaca karena semenjak pertengahan 2022 hingga sekarang sering terjadi hujan yang dapat memunculkan tempat perkembangbiakan nyamuk.

Baca juga: Kasus DBD di Pariaman menjadi 170 orang

Baca juga: Dokter: Waspadai tanda bahaya infeksi dengue pada anak


Meskipun antisipasi sudah dilakukan pihaknya dengan melakukan gotong royong Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), namun dalam penanganan tidak saja dapat dilakukan pemerintah namun juga masyarakat.

"Jadi kita harus berupaya nyamuk ini tidak ada, dengan mengubur atau menutup tempat penampungan air," katanya.

Ia mengimbau pemerintah desa dan masyarakat di daerah itu untuk ikut melaksanakan gerakan atau gotong royong PSN guna memberantas sarang dan tempat perkembangbiakan nyamuk agar tidak ada lagi korban dari penyakit tersebut.

Ia menyampaikan pihaknya melakukan pengasapan (fogging) di setiap lokasi kasus DBD namun hal tersebut tidak akan bekerja dengan maksimal jika tidak ada peran dari masyarakat yang tidak ikut PSN.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat mengantisipasi peningkatan larva nyamuk pasca tingginya curah hujan di daerah itu dan sekitarnya guna menekan penambahan warga yang terserang demam berdarah dengue (DBD).

"Biasanya setelah musim hujan maka akan banyak bermunculan tempat larva nyamuk hidup, nah ini yang harus diminimalisir," kata Kepala Dinas Kesehatan Pariaman Nazifah di Pariaman.

Ia mengatakan hal tersebut penting karena terjadinya peningkatan kasus DBD di Pariaman diakibatkan oleh pergantian cuaca dari hujan ke panas sehingga muncul tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk.*

Baca juga: Kasus DBD di Malaysia naik 226 persen pada tiga pekan pertama 2023

Baca juga: Dinas Kesehatan OKU Sumsel ingatkan warga waspada DBD