Kolaborasi tetap efektif untuk tumbuhkan bisnis hadapi ancaman resesi
30 Januari 2023 16:43 WIB
Program Kemitraan Co-Branding Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Budi Rizanto Binol saat ditemui di Jakarta, Senin (30/1/2023). (ANTARA/Livia Kristianti)
Jakarta (ANTARA) - Program Kemitraan Co-Branding Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Budi Rizanto Binol mengatakan kolaborasi masih tetap efektif diadopsi para pelaku usaha untuk menumbuhkan bisnis bahkan ketika menghadapi ancaman resesi di 2023.
"Masih sangat efektif ya kolaborasi ini (menghadapi resesi 2023)," kata pria yang akrab disapa Binol itu saat dijumpai di Jakarta, Senin.
Menurut Binol dengan adanya kolaborasi di antara para pelaku usaha memberikan keuntungan untuk saling mendongkrak nilai dan kepercayaan masyarakat terhadap produk kedua belah pihak.
Sepanjang pandemi COVID-19 berlangsung sejak 2020, Pemerintah mendorong sistem kerja kolaborasi termasuk untuk menjaga kestabilan ekonomi.
Baca juga: Sandiaga jelaskan antisipasi pariwisata hadapi ancaman resesi 2023
Sistem kerja kolaborasi itu bahkan didorong agar diadopsi oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan terbukti berhasil menciptakan pertumbuhan ekonomi yang memuaskan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto pada akhir 2022 mengungkap kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai 61,07 persen atau senilai Rp8.574 triliun pada 2021.
Keberhasilan kolaborasi juga dirasakan langsung di Kemenparekraf dengan contoh kasus meningkatkan indeks jenama Wonderful Indonesia sebagai program promosi pariwisata dan ekonomi kreatif Tanah Air untuk menggaet minat wisatawan.
Melalui program kemitraan co-branding Wonderful Indonesia, Kemenparekraf menggaet banyak usaha-usaha dari lintas sektor untuk ikut mempromosikan wisata dan ekonomi kreatif dari dalam negeri dengan lebih gencar.
Upaya itu pun terbukti meningkatkan reputasi Wonderful Indonesia dalam TTDI (Travel and Tourism Development Index) 2021 ke posisi 32 dari posisi 44 pada 2019.
Berkaca dari hasil-hasil positif berkat kolaborasi itu maka Binul berpendapat kolaborasi masih tetap efektif untuk diterapkan sehingga bisa menumbuhkan bisnis maupun usaha masyarakat Indonesia.
"Kita harapkan (kolaborasi) bisa meningkatkan kepercayaan pada brand-brand lokal. Makin dicintai, makin banyak dicari, dan makin banyak dibeli," tutup Binul.
Baca juga: Menparekraf dorong kepala daerah beri perhatian besar bagi desa wisata
Baca juga: Menparekraf paparkan sejumlah program hadapi era transformasi digital
Baca juga: Lewat bimbingan teknis, Menparekraf berupaya kembangkan desa wisata
"Masih sangat efektif ya kolaborasi ini (menghadapi resesi 2023)," kata pria yang akrab disapa Binol itu saat dijumpai di Jakarta, Senin.
Menurut Binol dengan adanya kolaborasi di antara para pelaku usaha memberikan keuntungan untuk saling mendongkrak nilai dan kepercayaan masyarakat terhadap produk kedua belah pihak.
Sepanjang pandemi COVID-19 berlangsung sejak 2020, Pemerintah mendorong sistem kerja kolaborasi termasuk untuk menjaga kestabilan ekonomi.
Baca juga: Sandiaga jelaskan antisipasi pariwisata hadapi ancaman resesi 2023
Sistem kerja kolaborasi itu bahkan didorong agar diadopsi oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan terbukti berhasil menciptakan pertumbuhan ekonomi yang memuaskan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto pada akhir 2022 mengungkap kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai 61,07 persen atau senilai Rp8.574 triliun pada 2021.
Keberhasilan kolaborasi juga dirasakan langsung di Kemenparekraf dengan contoh kasus meningkatkan indeks jenama Wonderful Indonesia sebagai program promosi pariwisata dan ekonomi kreatif Tanah Air untuk menggaet minat wisatawan.
Melalui program kemitraan co-branding Wonderful Indonesia, Kemenparekraf menggaet banyak usaha-usaha dari lintas sektor untuk ikut mempromosikan wisata dan ekonomi kreatif dari dalam negeri dengan lebih gencar.
Upaya itu pun terbukti meningkatkan reputasi Wonderful Indonesia dalam TTDI (Travel and Tourism Development Index) 2021 ke posisi 32 dari posisi 44 pada 2019.
Berkaca dari hasil-hasil positif berkat kolaborasi itu maka Binul berpendapat kolaborasi masih tetap efektif untuk diterapkan sehingga bisa menumbuhkan bisnis maupun usaha masyarakat Indonesia.
"Kita harapkan (kolaborasi) bisa meningkatkan kepercayaan pada brand-brand lokal. Makin dicintai, makin banyak dicari, dan makin banyak dibeli," tutup Binul.
Baca juga: Menparekraf dorong kepala daerah beri perhatian besar bagi desa wisata
Baca juga: Menparekraf paparkan sejumlah program hadapi era transformasi digital
Baca juga: Lewat bimbingan teknis, Menparekraf berupaya kembangkan desa wisata
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023
Tags: