Stockholm (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom pada Sabtu (28/1) menyatakan bahwa proses permohonan negara tersebut untuk menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) telah dihentikan sementara, demikian dilansir media setempat.

"Peristiwa selama beberapa pekan terakhir untuk sementara menyebabkan proses itu terhenti," kata Billstrom kepada surat kabar Expressen, seraya menambahkan bahwa pemerintah Swedia saat ini menginvestasikan waktu dan tenaganya untuk mempercepat proses tersebut.
Menlu Swedia Tobias Billstrom. Kementerian Luar Negeri Swedia mengerahkan upaya untuk mengatasi kemarahan komunitas internasional terhadap Swedia dalam beberapa pekan terakhir (Xnhua)


Sementara kepada Swedish Television pada Sabtu, Billstrom mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri Swedia telah mengerahkan upayanya untuk mengatasi kemarahan komunitas internasional terhadap Swedia selama beberapa pekan terakhir, dan mungkin butuh waktu sebelum (sentimen anti-Swedia) itu mereda usai kejadian kontroversial tersebut

Swedia mengalami kemunduran besar dalam proses permohonannya untuk menjadi anggota NATO setelah aksi unjuk rasa sebelumnya pada bulan ini di Stockholm melibatkan penggantungan boneka presiden Turki dan pembakaran kitab suci Al-Qur'an.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (23/1) memperingatkan Swedia agar tidak mengharapkan dukungan dari Ankara untuk bergabung dengan NATO setelah kejadian tersebut.

Pertemuan antara Turki, Swedia, dan Finlandia yang sedianya digelar pada Februari juga telah ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.

Dalam survei yang belum lama ini diadakan oleh kantor berita semiresmi Turki Anadolu, sebanyak 92,5 persen responden di Turki menolak untuk mendukung aksesi Swedia ke NATO, lapor kantor berita itu.
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson (tengah) berbicara dengan didampingi Menlu Swedia Tobias Billstrom (kanan)