Aset perbankan Sulsel capai Rp174,5 trilun pada 2022
28 Januari 2023 23:40 WIB
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), Darwisman. Antara/ HO-OJK Sulampua
Makassar (ANTARA) - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), Darwisman mengatakan perkembangan perbankan di Sulsel pada posisi Desember 2022 tumbuh positif dengan nominal mencapai Rp174,54 triliun.
"Pertumbuhan 6,19 persen itu ditopang fungsi intermediasi yang tinggi dan disertai tingkat risiko yang tetap aman," kata Darwisman di Makassar, Sabtu.
Dia mengatakan total aset perbankan di Sulsel itu pada posisi Desember 2022 tumbuh 6,19 persen.
Sementara dari total aset perbankan Sulsel pada posisi akhir Desember 2022 mencapai Rp174,54 triliun, terdiri dari aset Bank Umum Rp171,37 triliun dan aset BPR Rp3,16 triliun.
Baca juga: Perbankan Sulsel komitmen dukung pembiayaan hijau
Baca juga: Kejati Sulsel tahan tersangka HD korupsi dana perbankan
Sementara berdasarkan kegiatan bank, aset perbankan konvensional Rp161,83 triliun dan aset perbankan syariah Rp12,71 triliun.
Menurut Darwisman, kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 119,08 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 2,51 persen.
Membaiknya sektor perbankan, juga memicu industri perbankan syariah terus menunjukkan pertumbuhan.
Aset perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan tinggi yakni 9,58 persen yoy dengan nominal Rp12,71 triliun dan pertumbuhan pembiayaan syariah mencatatkan pertumbuhan dobel digit sebesar 16,59 persen yoy menjadi Rp10,47 triliun atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit konvensional yang tumbuh sebesar 6,94 persen (yoy)
Sedang penghimpunan (DPK) perbankan syariah mencatat pertumbuhan 7,09 persen yoy dengan nominal Rp8,60 triliun, lebih tinggi dibanding pertumbuhan DPK perbankan konvensional 2,02 persen yoy dengan nominal Rp108,40 triliun.*
Baca juga: OJK: Industri perbankan Sulsel masih tumbuh positif
Baca juga: KPK telusuri aliran uang Nurdin Abdullah melalui transaksi perbankan
"Pertumbuhan 6,19 persen itu ditopang fungsi intermediasi yang tinggi dan disertai tingkat risiko yang tetap aman," kata Darwisman di Makassar, Sabtu.
Dia mengatakan total aset perbankan di Sulsel itu pada posisi Desember 2022 tumbuh 6,19 persen.
Sementara dari total aset perbankan Sulsel pada posisi akhir Desember 2022 mencapai Rp174,54 triliun, terdiri dari aset Bank Umum Rp171,37 triliun dan aset BPR Rp3,16 triliun.
Baca juga: Perbankan Sulsel komitmen dukung pembiayaan hijau
Baca juga: Kejati Sulsel tahan tersangka HD korupsi dana perbankan
Sementara berdasarkan kegiatan bank, aset perbankan konvensional Rp161,83 triliun dan aset perbankan syariah Rp12,71 triliun.
Menurut Darwisman, kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 119,08 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 2,51 persen.
Membaiknya sektor perbankan, juga memicu industri perbankan syariah terus menunjukkan pertumbuhan.
Aset perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan tinggi yakni 9,58 persen yoy dengan nominal Rp12,71 triliun dan pertumbuhan pembiayaan syariah mencatatkan pertumbuhan dobel digit sebesar 16,59 persen yoy menjadi Rp10,47 triliun atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit konvensional yang tumbuh sebesar 6,94 persen (yoy)
Sedang penghimpunan (DPK) perbankan syariah mencatat pertumbuhan 7,09 persen yoy dengan nominal Rp8,60 triliun, lebih tinggi dibanding pertumbuhan DPK perbankan konvensional 2,02 persen yoy dengan nominal Rp108,40 triliun.*
Baca juga: OJK: Industri perbankan Sulsel masih tumbuh positif
Baca juga: KPK telusuri aliran uang Nurdin Abdullah melalui transaksi perbankan
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023
Tags: