Mugler kembali ke "runway" dengan drama fesyen
28 Januari 2023 11:04 WIB
Kolase foto model yang memeragakan koleksi terbaru karya Casey Cadwallader untuk Mugler pada pekan mode haute couture di Paris, Prancis pada Kamis (26/1) waktu setempat. ANTARA.Gorunway.com/Daniele Oberrauch)
Jakarta (ANTARA) - Thierry Mugler dikenal karena pertunjukan teatrikalnya yang menjembatani pertunjukan, seni, dan mode, terutama selama tahun 80-an dan 90-an.
Baca juga: Perancang busana Thierry Mugler meninggal dunia
Pada Kamis (26/1) waktu setempat bertempat di Parc de la Villette, Paris, Prancis, direktur kreatif untuk Mugler, Casey Cadwallader, mengembalikan rumah mode itu ke panggung pagelaran busana atau runway dengan pertunjukan digital penuh drama seperti yang dilakukan banyak orang selama awal pandemi.
Drama fesyen pertama ditampilkan lewat kehadiran supermodel tahun 90-an sekaligus ikon budaya kontemporer, Lisa Rinna dan Ziwe. Kemudian muncul deretan supermodel era 90-an yang masing-masing membawakan koleksi adibusana Mugler.
Sebut saja Paloma Elsesser, Debra Shaw, Eva Herzigova, Shalom Harlow, Amber Valletta, Adut Akech, Anok Yai, Mariacarla Boscono, Dominique Jackson.
Baca juga: Doja Cat pukau "haute couture" dengan 30 ribu kristal penuhi tubuhnya
Baca juga: Jenna Ortega tampil dengan kerudung hitam di Men's Paris Fashion Week
Mugler pun menampilkan banyak keragaman melalui pemilihan model yang membawakan karyanya. Rumah mode ini menyertakan model dari berbagai usia, etnis, ukuran, dan jenis kelamin.
Koleksi busana Mugler seperti biasa memang selalu penuh drama, bukan sekedar koleksi yang dengan mudah dapat dikenakan oleh kebanyakan orang sehari-hari. Perlu keberanian ekstra dengan sentuhan drama untuk mereka yang mengenakan koleksi ini.
Model melenggang di atas runway mengenakan bralette dari potongan kulit yang kaku, dengan aksen metalik yang melintang di bagian dada hingga bahu. Bralet ini dipadu dengan celana harem cut off pada sisi samping celana, dari pinggang hingga paha.
Koleksi kali ini banyak menggunakan aksen renda sebagai bodysuit yang dipadu dengan bahan kulit dalam bentuk rok mini, atau celana berkuda dengan potongan cut off pada sisi luar atau bagian paha dalam. Teknik potong asimetris, body fit hingga oversized banyak digunakan oleh Cadwallader.
Jenis bahan satin dan jeans hanya digunakan sebagai aksentuasi untuk beberapa penampilan saja.
Untuk warna, Mugler mengeluarkan warna monokromatik seperti hitam, cokelat tua, dan krem yang mendominasi seluruh rancangan kali ini.
Baca juga: Saint Laurent buka Paris Fashion Week dengan busana malam untuk pria
Baca juga: Chanel bangkitkan keglamoran sinematik di Pekan Mode Paris
Baca juga: Celine kembali ke Paris Fashion Week dengan koleksi blazer pria
Baca juga: Perancang busana Thierry Mugler meninggal dunia
Pada Kamis (26/1) waktu setempat bertempat di Parc de la Villette, Paris, Prancis, direktur kreatif untuk Mugler, Casey Cadwallader, mengembalikan rumah mode itu ke panggung pagelaran busana atau runway dengan pertunjukan digital penuh drama seperti yang dilakukan banyak orang selama awal pandemi.
Drama fesyen pertama ditampilkan lewat kehadiran supermodel tahun 90-an sekaligus ikon budaya kontemporer, Lisa Rinna dan Ziwe. Kemudian muncul deretan supermodel era 90-an yang masing-masing membawakan koleksi adibusana Mugler.
Sebut saja Paloma Elsesser, Debra Shaw, Eva Herzigova, Shalom Harlow, Amber Valletta, Adut Akech, Anok Yai, Mariacarla Boscono, Dominique Jackson.
Baca juga: Doja Cat pukau "haute couture" dengan 30 ribu kristal penuhi tubuhnya
Baca juga: Jenna Ortega tampil dengan kerudung hitam di Men's Paris Fashion Week
Mugler pun menampilkan banyak keragaman melalui pemilihan model yang membawakan karyanya. Rumah mode ini menyertakan model dari berbagai usia, etnis, ukuran, dan jenis kelamin.
Koleksi busana Mugler seperti biasa memang selalu penuh drama, bukan sekedar koleksi yang dengan mudah dapat dikenakan oleh kebanyakan orang sehari-hari. Perlu keberanian ekstra dengan sentuhan drama untuk mereka yang mengenakan koleksi ini.
Model melenggang di atas runway mengenakan bralette dari potongan kulit yang kaku, dengan aksen metalik yang melintang di bagian dada hingga bahu. Bralet ini dipadu dengan celana harem cut off pada sisi samping celana, dari pinggang hingga paha.
Koleksi kali ini banyak menggunakan aksen renda sebagai bodysuit yang dipadu dengan bahan kulit dalam bentuk rok mini, atau celana berkuda dengan potongan cut off pada sisi luar atau bagian paha dalam. Teknik potong asimetris, body fit hingga oversized banyak digunakan oleh Cadwallader.
Jenis bahan satin dan jeans hanya digunakan sebagai aksentuasi untuk beberapa penampilan saja.
Untuk warna, Mugler mengeluarkan warna monokromatik seperti hitam, cokelat tua, dan krem yang mendominasi seluruh rancangan kali ini.
Baca juga: Saint Laurent buka Paris Fashion Week dengan busana malam untuk pria
Baca juga: Chanel bangkitkan keglamoran sinematik di Pekan Mode Paris
Baca juga: Celine kembali ke Paris Fashion Week dengan koleksi blazer pria
Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023
Tags: