Washington (ANTARA) - Serangan militer Amerika Serikat di wilayah selatan Somalia menewaskan fasilitator utama Daesh/ISIS, Bilal Al Sudani, dan 10 anggota teroris lainnya, menurut dua pejabat pada Kamis.

Pasukan AS telah berusaha menangkap Al Sudani lewat operasi militer itu, yang disebut-sebut terjadi di "kompleks gua pegunungan", tetapi dia terbunuh dalam pertempuran berikutnya pada Rabu malam, kata seorang pejabat.

Al Sudani sebelumnya dikenai sanksi AS pada 2012, ketika dia berafiliasi dengan kelompok teroris Al Shabaab Somalia.

Para pejabat mengatakan dia mendukung aksi terorisme Daesh/ISIS di Afrika dan sekitarnya, terutama dalam penggalangan dana, ketika dia menjadi target.

Rencana penyerangan itu dilakukan selama beberapa bulan dan melibatkan sejumlah lembaga pemerintah AS, kata pejabat itu.

Pentagon memberi arahan kepada Presiden AS Joe Biden pada operasi pekan lalu, dan panglima militer mereka menyetujuinya awal pekan ini.

“Melalui operasi ini dan lainnya, Presiden Biden dengan tegas menyatakan komitmennya untuk menemukan dan melenyapkan ancaman teroris kepada AS dan warga Amerika di mana pun mereka bersembunyi, bahkan di tempat terpencil sekalipun,” kata seorang pejabat.

Pejabat itu menambahkan bahwa AS, sekutunya dan mitra-mitra mereka lebih aman saat ini sebagai hasil dari operasi kemarin.

Presiden Biden akan terus mengambil langkah penting untuk melindungi AS dan kepentingannya di seluruh dunia dari ancaman teroris, kata sang pejabat.

Tidak ada tentara AS yang tewas, tetapi seorang prajurit terluka oleh anjing militer AS.

Tidak ada warga sipil yang terluka, menurut keterangan para pejabat itu.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Serangan militer AS tewaskan 30 milisi Al Shabaab di Somalia
Baca juga: Tujuh tentara di Somalia tewas diserang kelompok militan