Stockholm (ANTARA) - Otoritas Penegakan Swedia, Kamis (26/1), mengatakan tekanan inflasi dan kenaikan suku bunga mendorong utang rumah tangga yang belum dibayar Swedia ke rekor tertinggi.

Pada akhir 2022, utang yang belum terbayar oleh individu mencapai 101 miliar krona Swedia. Angka tersebut merupakan 7 miliar krona lebih tinggi dari yang tercatat pada 2021 dan menunjukkan peningkatan sebesar 34 miliar krona dalam satu dekade.

"Meningkatnya biaya hidup secara umum berkontribusi terhadap kelebihan utang yang lebih besar. Mereka yang sudah berada dalam situasi keuangan yang sulit dan memiliki margin kecil menjadi lebih mudah mengalami kelebihan utang," kata seorang analis Otoritas Penegakan Swedia Davor Vuleta.

Untuk memerangi inflasi, sejak Mei 2022, Bank Sentral Swedia Riksbank telah mengumumkan empat kenaikan suku bunga acuan hingga menjadi 2,5 persen yang saat ini berlaku. Kenaikan itu dilakukan setelah lebih dari tujuh tahun bank sentral itu menerapkan suku bunga kebijakan nol dan di bawah nol.

"Sebagian besar peningkatan ini disebabkan oleh utang yang terus bertambah akibat bunga, tetapi ini juga disebabkan karena kita mengambil utang lebih banyak sehingga semakin besar," tambah Vuleta.

Inflasi tahunan (yoy) di Swedia tercatat di angka 12,3 persen pada Desember 2022, kata Statistics Sweden.

Dalam Laporan Kebijakan Moneter terbarunya, yang dirilis pada November 2022, Riksbank mengatakan kenaikan suku bunga lebih lanjut diperkirakan akan terjadi.