"Desa wisata merupakan program unggulan karena terbukti sebagai pandemic winner. Di tengah situasi pandemi, tingkat kunjungan wisatawan meningkat cukup signifikan," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Ia turut menyampaikan dalam dua tahun terakhir tingkat kunjungan wisatawan ke desa wisata meningkat 30 hingga 50 persen, terutama di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Pihaknya memaparkan desa wisata Tinalah, Kabupaten Kulonprogo, DIY, mengalami peningkatan jumlah wisatawan dari 3.300 wisatawan pada tahun 2021 menjadi 6.000 wisatawan sepanjang tahun 2022.
Kemudian desa wisata Sembungan di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, terdapat peningkatan jumlah wisatawan dari 105.000 wisatawan pada tahun 2021 menjadi 140.000 wisatawan sepanjang tahun 2022.
Sementara desa wisata Tondok Bakaru, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, sepanjang tahun 2022 terdapat 11.000 wisatawan, dimana puncaknya adalah pada masa Natal dan tahun baru yang mencapai 10.000 wisatawan.
Bahkan, lanjut Sandi, Presiden Jokowi secara khusus telah meminta daftar desa wisata, dengan tujuan setiap kunjungan kerjanya, Presiden bakal menyempatkan waktu melihat desa wisata atau kampung tematik.
Untuk itu, ia berharap desa wisata kami dapat mendorong capaian pergerakan wisatawan nusantara yang tahun ini ditargetkan mencapai 1,4 miliar pergerakan.
Meski dengan anggaran yang terbatas, Sandi mengajak kepala daerah untuk berkolaborasi dengan kementeriannya, baik dalam hal dukungan kegiatan maupun pelatihan dan pendampingan.
Baca juga: Lewat bimbingan teknis, Menparekraf berupaya kembangkan desa wisata
Baca juga: Danone Indonesia turut kembangkan 14 desa wisata
Baca juga: Disparbud Jawa Barat fokus kembangkan Desa Wisata pada 2023